Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JOKOWI: Puluhan Tahun Kita Impor Jagung, Ternyata Bayar Belakangan

Ketahanan pangan menjadi program pemerintahan Presiden Joko Widodo salah satunya dengan menekan angka impor komoditas hasil pertanian.nn
Produsen jagung hibrida PT DuPont Indonesia dengan produk Pioneer gelar temu pelanggan./JIBI
Produsen jagung hibrida PT DuPont Indonesia dengan produk Pioneer gelar temu pelanggan./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA - Ketahanan pangan menjadi program pemerintahan Presiden Joko Widodo salah satunya dengan menekan angka impor komoditas hasil pertanian.

Presiden mengatakan untuk memenuhi kebutuhan jagung dalam negeri selama puluhan tahun dilakukan melalui cara impor. Sementara di sejumlah daerah misalnya Dompu Nusa Tenggara Barat dan Ponorogo Jawa Timur memiliki potensi luar biasa.

"Saya lihat di NTB, Dompu, Ponorogo saya lihat produksi per hektare sangat besar sekali, kualitas baik tapi berpuluh tahun impor jagung, padahal kita bisa tanam sendiri," katanya dalam sambutan penyerahan penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara di Istana Negara, Senin (21/12/2015).

Impor, lanjut Presiden akan membuat neraca perdagangan tidak seimbang. Oleh karena itu perlu mendorong produksi dalam negeri dalam jumlah besar supaya tidak tergantung dari negara lain. Impor berlangsung puluhan tahun karena bisa utang.

"Saya tanya kenapa harus impor, ternyata jawabannya kalau impor bayarnya bisa belakangan," ujar mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.

Selain jagung, komoditas yang bisa digenjot di sektor pertanian adalah ketela pohon. Saat ini, menurut Jokowi, kebutuhan di Indonesia mencapai 27 juta ton dalam bentuk tepung Cassava.

"Yang bisa dipenuhi 3 juta ton masih kekurangan 24 juta ton. Ruang seperti ini kenapat tidak bisa kita kerjakan. Ini belum permintaan ekspor China, berapapun mau tapi produksi dalam negeri kurang," kata Presiden.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akhirul Anwar

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper