Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA MINYAK: Sentur Rekor Terendah Dalam 11 Tahun

Harga minyak mentah Brent, patokan Eropa, merosot ke terendah 11-tahun di perdagangan Asia, Senin, karena minyak melanjutkan kembali kemerosotan mereka di pasar global yang kelebihan pasokan menghadapi prospek ekspor baru AS.
Harga minyak sentuh level terendah dalam 11 tahun./JIBI
Harga minyak sentuh level terendah dalam 11 tahun./JIBI

Bisnis.com, SINGAPURA -- Harga minyak mentah Brent, patokan Eropa, merosot ke terendah 11 tahun di perdagangan Asia, Senin (21/12/2015), karena minyak melanjutkan kembali kemerosotan mereka di pasar global yang kelebihan pasokan menghadapi prospek ekspor baru AS.

Pada pukul 06.15 GMT, minyak mentah Brent untuk pengiriman Februari turun 44 sen menjadi US$36,44  per barel, setelah patokan Eropa menyentuh tingkat intra-hari lebih rendah.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, turun 24 sen menjadi US$34,49  per barel.

"Belum ada tanda-tanda signifikan kenaikan dalam permintaan dan kami belum melihat adanya pengurangan produksi yang berarti," Ric Spooner, seorang kepala analis di CMC Markets di Sydney, mengatakan kepada Bloomberg.

"Tidak ada yang benar-benar berubah di pasar minyak selama beberapa bulan terakhir kecuali dari harga." Brent turun sebanyak 71 sen menjadi US$36,17  per barel di bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London, tingkat terendah dalam perdagangan intra-hari sejak 13 Juli 2004, kata Bloomberg.

Komoditas telah jatuh lebih dari 60%  dari di atas US$100  pada musim panas 2014.

Harga telah merosot, terutama sejak 4 Desember ketika kelompok produsen minyak OPEC memutuskan menentang pembatasan produksi, meskipun permintaan lesu dan pasokan membanjir.

Kelebihan pasokan kian memburuk, juga dipicu laporan perusahaan jasa minyak Baker Hughes pada Jumat bahwa jumlah rig pengeboran AS yang aktif menunjukkan peningkatan 17 rig menjadi 541 rig untuk pekan yang berakhir 18 Desember.

Ini menambah "sentimen negatif yang sudah berlaku di pasar akibat meningkatnya persediaan", kata Sanjeev Gupta, kepala praktek minyak dan gas Asia-Pasifik di pada organisasi jasa profesional EY.

Anggota parlemen AS pekan lalu mencabut larangan selama 40 tahun pada ekspor minyak, menandai perubahan bersejarah meskipun masih sangat simbolis di pasar berjangka.

Gupta memperingatkan itu bisa "berdampak negatif pada harga berjangka dalam jangka panjang".


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA/AFP

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper