Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Sindiran Menteri Sofyan Soal Proyek Pemerintah & Swasta

Sering Tertunda, Sofyan Djalil Sindir Proyek KPS Bisnis.com, JAKARTA--Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Sofyan Djalil memiliki istilah sendiri mengenai proyek infrastruktur dengan skema Kerjasama Pemerintah Swasta. Alih-alih menyebutnya sebagai Public Private Partnership (PPP), Sofyan menyebutnya sebagai Plan, Passion, Postpone yang berarti Rencana, Gairah, Tunda.
Menteri PPN/ Kepala Bappenas, Sofyan Djalil. /Antara
Menteri PPN/ Kepala Bappenas, Sofyan Djalil. /Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Sofyan Djalil memiliki “istilah” sendiri mengenai proyek infrastruktur  dengan skema kerja sama pemerintah swasta.

Alih-alih menyebutnya sebagai  Public Private Partnership (PPP), Sofyan menyebutnya sebagai Plan, Passion, Postpone yang berarti Rencana, Gairah, Tunda.

Hal ini tentu bukan tanpa alasan. Sindiran itu mengacu pada lambannya proyek infrastruktur yang menggunakan skema tersebut. Padahal, proyek KPS dinilai penting untuk melibatkan lebih banyak sektor swasta dalam pembangunan nasional.

“Dengan proyek PPP ini, dengan sumber yang terbatas kita bisa bangun lebih banyak infrastruktur. Tapi sekarang ini masih banyak orang yang kritik PPP itu plan, passion, dan postpone,” ujarnya ketika menyampaikan sambutan dalam seminar nasional bertajuk Kembalinya Peran Negara dalam Penyediaan Infrastruktur Dasar, Kamis (17/12/2015).

Dia menilai dari semua sektor infrastruktur, proyek jalan tol dan pembangkit listrik termasuk yang efektif menjalankan skema ini. Namun, dalam proyek infrastruktur lain, penggunaan skema KPS ini masih sangat terbatas.

Salah satunya proyek KPS sistem penyediaan air minum (SPAM) Umbulan di jawa Timur, yang telah dicanangkan sejak 1885, tetapi mangkrak hingga 2014. Baru pada tahun ini, persiapan pelelangan proyek ini menunjukkan titik cerah.

Hal itu ditandai  dengan pemberian dukungan pendanaan oleh pemerintah senilai Rp823 miliar dan jaminan dari PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia untuk meningkatkan kelayakan investasi proyek tersebut. Proyek senilai Rp 2 triliun ini pun siap ditawarkan ke investor untuk mulai dibangun tahun depan.

Adapun pada tahun ini, Bappenas telah merilis Kepmen Nomor 82/M.PPN/HK/05/2015 tentang Penetapan Daftar Rencana Proyek Infrastruktur 2015. Dalam keputusan itu, Bappenas mengidentifikasi 38 proyek infrastruktu yang berpotensi menggunakan skema KPS/PPP.

Dari 38 proyek tersebut, enam proyek dikategorikan proyek KPS yang siap ditawarkan, delapan proyek KPS prospektif dan 24 proyek KPS potensial. Adapun enam proyek KPS siap ditawarkan antara lain proyek Kereta Api Barang dan Penumpang Bandara Internasional Soekarno Hatta-Halim,  Light Rail Transit (LRT) Bandung, Jawa Barat, Kereta Api Barang dan Penumpang Tanjung Enim-Tanjung Api-Api Sumatra Selatan, serta tiga proyek SPAM  yakni Semarang Barat, Pondok Gede, dan Pekanbaru.

Menurut Sofyan, persiapan proyek KPS adalah kunci kesuksesan berjalannya proyek. Untuk itu, dia menilai perlu adanya perbaikan di tingkat kebijakan antara kementerian dan lembaga terkait secara terintegrasi agar proyek KPS  berjalan lebih baik.

Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basoeki Hadimoeljono menanggapi dengan santai sindiran Kepala Bappanas. Basoeki mengatakan pihaknya ingin mencoba mengimplementasikan lebih banyak proyek KPS pada tahun depan.

Selain jalan tol, dia menyebutkan beberapa proyek SPAM pada tahun depan akan menggunakan skema ini, antara lain SPAM Semarang Barat, Umbulan, dan Lampung Selatan. Beberapa proyek tersebut kini tengah dalam tahap persiapan lelang.

“Saya ingin coba untuk mengimplementasikan PPP ini tidak seperti yang dibilang Pak Sofyan, Plan, Passion, Postpone. Kalau berhasil, ini bisa menjadi salah satu milestone implementasi PPP di bidang sumber daya air. Kalau tol kita sudah banyak pengalaman,” ujarnya.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Deandra Syarizka
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper