Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permentan Impor Daging Variasi dan Lidah Bakal Rusak Pasar

Peraturan Menteri Pertanian tentang impor daging variasi dan daging pangkal lidah yang belum lama terbit dinilia akan berdampak menimbulkan persaingan tidak sehat di tingkat pedagang daging sapi lokal.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, JAKARTA --  Peraturan Menteri Pertanian tentang impor daging variasi dan daging pangkal lidah yang belum lama terbit dinilia akan berdampak menimbulkan persaingan tidak sehat di tingkat pedagang daging sapi lokal.

Asosiasi Sarjana Membangun Desa (Asosiasi SMD) Eko Dodi Pramono di Jakarta, Jumat (18/12/2015) mengatakan, daging jeroan serta kepala terdiri lidah, pipi dan lainnya tidak terpakai di negara asal.

"Di negeri asalnya ini barang buangan yang tidak ada nilainya. Masuk Indonesia bisa dipastikan merusak harga dari komoditas lokal. Kasihan peternak kita," ucapnya.

Sebelumnya dalam dokumen resmi Kementan disebutkan telah terbit Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) nomor 58/Permentan/PK.210/11/2015 tentang pemasukan karkas, daging, dan atau olahan ke dalam wilayah negara Republik Indonesia pada 25 November 2015.

Melalui Permentan tersebut maka Kementerian Pertanian (Kementan) akan membuka keran impor daging lidah yang merupakan salah satu variasi daging sapi.

Eko mengharapkan, kalau pun ada impor jenis tersebut, setelah terbitnya Peraturan Menteri Pertanian seyogyanya ada hitungan yang tepat, agar impor tidak melebihi kekurangan dari kebutuhan yang ada.

Indonesia, tambahnya, termasuk yang masih mengkonsumsi daging jenis tersebut, sehingga daging itu punya nilai jual di pasaran dalam negeri.

"Harapannya pemerintah bisa lebih bijak. Ada saatnya pemerintah hadir di hadapan peternak di negeri ini. Sehingga lebih memahami dukanya politik harga daging murah yang asal - asalan tanpa tahu nasib yang di bawah," tuturnya.

Sementara itu Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) Jawa Tengah Akbar Mahali mengatakan, impor daging variasi tidak masalah, asal tidak menjatuhkan harga di peternak.

"Impor itu harus rasional, jangan justru menjatuhkan harga di peternak," tukasnya.

Ia mengungkapkan daging variasi seperti daging pipi, lidah dan kepala yang diimpor tersebut merupakan produk yang tidak terpakai untuk konsumsi di negara asal.

"Saya meyakini kualitas daging lokal tetap segar, meskipun impor dikemas secara higienis, tapi kan daging beku," imbuhnya.

Sebelumnya, Ketua Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Teguh Boediyana juga 'protes' dengan menyatakan, seharusnya Menteri Pertanian dan Menteri Perdagangan membicarakan bersama serta menelaah berapa volume yang dapat diimpor agar tidak distorsif pada usaha rakyat, yakni penjagal dan pedagang.

"Karena hal ini akan berimbas pada peternak rakyat," ucapnya.

Dia mengakui, jika hanya lidah kemungkinan dampakya tidak terlalu bersar karena pangsa pasarnya kecil dan terbatas, namun demikian apapun produknya yang akan diimpor harus didasari dengan perhitungan cermat.

Selain itu, tambahnya, pemerintah juga mestinya memperhitungkan negara asal produk tersebut harus yang benar-benar bebas dari penyakit hewan menular termasuk penyakit mulut dan kuku (PMK).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper