Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah menyiapkan anggaran hingga Rp14 triliun untuk implementasi program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) III pada 2016 hingga 2019. Anggaran tersebut melonjak dibandingkan dengan dana Pamsimas I dan II selama kurun waktu 2008 hingga 2015 yang mencapai Rp2,5 triliun.
Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Andreas Suhono mengungkapkan anggaran tersebut terdiri dari pinjaman Bank Dunia senilai US$300 juta, sementara sisanya terdiri dari anggaran pemerintah daerah dan dana masyarakat. Saat ini regulasi mengenai penyelenggaran Pamsimas III tengah disiapkan.
“Surat Keputusan Menteri PUPR tentang peserta Pamsimas 3 sedang diproses dan akan diterbitkan. Dari segi proses tidak ada yang berbeda, hanya laporan pertanggungjawabannya disesuaikan dengan peraturan yang baru,” ujarnya dalam Rapat Koordinasi Nasional Pamsimas II 2015, Rabu (16/12).
Dia menambahkan sasaran desa yang menjadi peserta Pamsimas III mencapai 15.000 desa, yang terdapai di 345 kabupaten dan kota. Dari jumlah tersebut, sebanyak 221 kabupaten/kota merupakan peserta Pamsimas sebelumnya, sementara 124 kabupaten lainnya baru tersentuh program ini.
Andreas mengklaim penyelenggaraan Pamsimas I dan II berkontribusi sebanyak 4% terhadap jumlah sambungan rumah dari target 12 juta sambungan rumah baru pada 2019. Jumlah sambungan rumah tersebut diperkirakan mencakup 8,5 juta jiwa penduduk.
“Yang penting itu added value-nya. Biasanya warga itu menghabiskan Rp10 juta per sambungan rumah lewat PDAM, dengan pamsimas ini hanya sekitar Rp2,5 juta per sambungan rumah. Jadi efisien,” ujarnya.
Dia mengatakan, tantangan yang dihadapi dalam penyelenggaraan Pamsimas antara lain peningkatan kapasitas masyarakat yang mengelola sumber daya air tersebut . Dari hasil evaluasi, 70% sarana air minum terbangun berfungsi dengan baik, 23% berfungsi sebagian sementara 7% yang tidak berfungsi,