Bisnis.com, JAKARTA—Proses pengisian awal Waduk Titab senilai Rp486 miliar di Kabupaten Buleleng, Bali membutuhkan waktu tiga bulan. Proses pengisian awal telah dimulai dengan penutupan saluran pengelak waduk guna menampung aliran air dari Sungai Saba.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basoeki Hadimoeljono menghimbau warga agar tidak menggunakan aduk sebagai tempat budidaya ikan atau keramba ikan apung. Pasalnya, hal tersebut akan menyebabkan proses sedimentasi yang berdampak buruk bagi waduk.
"Di sisi lain lingkungan di hulu semakin berat akibat perubahan tata guna lahan. Dampaknya terjadi sedimentasi yang bisa mengurangi usia Waduk, apalagi ditambah adanya keramba," ujarnya seperti dikutip dari siaran pers, Senin (14/12/2015).
Pembangunan Waduk Titab bertujuan mengatasi kekeringan dan penanggulangan banjir terutama di Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng. Waduk ini memiliki daya tampung air hingga 12,8 juta meter kubik yang akan digunakan untuk mengairi daerah irigasi Saba dan Puluran seluas 1.794,82 Ha sehingga meningkatkan intensitas tanam dari 169% menjadi 275%.
D isamping itu, sumber airnya juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan air baku sebesar 350 liter/ detik di 3 kecamatan yaitu Seririt, Banjar dan Busungbiu di Kabupaten Buleleng. Selain itu, juga menambah cadangan energi listrik sebesar 2x0,75 MW untuk Kecamatan Busungbiu serta sebagai daerah konservasi air dan pariwisata.
Adapun pekerjaan konstruksi Waduk Titab dilakukan oleh PT. Nidya Karya dan PT Brantas Abipraya . Biaya pembebasan lahan diperkirakan mencapai Rp 119 miliar.