Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kebutuhan Jagung Pakan Diprediksi 8,6 Juta Ton pada 2016

Kebutuhan jagung untuk bahan baku industri pakan tahun depan diprediksi mencapai 8,6 juta ton, naik dari tahun ini yang dipatok sebesar 8,3 juta ton. Pemerintah tengah menata produksi dan harga untuk dapat memutuskan apakah diperlukan impor jagung.
Jagung/Antara
Jagung/Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Kebutuhan jagung untuk bahan baku industri pakan tahun depan diprediksi mencapai 8,6 juta ton, naik dari tahun ini yang dipatok sebesar 8,3 juta ton. Pemerintah tengah menata produksi dan harga untuk dapat memutuskan apakah diperlukan impor jagung.

Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Panggah Susanto mengatakan untuk tahun depan, pemerintah belum memutuskan berapa volume impor jagung untuk kebutuhan industri pakan. Saat ini beberapa faktor penentu impor tengah dikalkulasi.

“Sedang dihitung bukan hanya produksinya, konsumsinya, tetapi juga mengenai pembentukan harga, kualitas, dan ketepatan waktunya. Masih banyak PR [pekerjaan rumah] yang harus dikerjakan, kalau ini semua tidak jelas, jangan langsung ambil keputusan ga bisa impor,” kata panggah di Jakarta, Kamis (10/12/2015).

Panggah merujuk pada ketersediaan jagung yang selama ini diklaim surplus namun harga komoditas itu meningkat saat musim gadu. Saat harga meningkat, kebutuhan mengimpor jagung kerap mencuat.

“Katakanlah jagungnya memang tersedia, tapi bagaimana harganya? Bagaimana ketepatan waktunya? Kalau harga terlalu tinggi berarti suplai kurang, Kebutuhan [impor] itu faktornya banyak,” kata Panggah.

Dia mengaku impor jagung untuk pakan tahun depan berada di kisaran 3 juta ton dan selebihnya dipenuhi dari produksi dalam negeri. Adapun, untuk tahun depan, Kementerian Pertanian menargetkan produksi jagung sebesar 21,35 juta ton, naik dari tahun ini yang diprediksi sebesar 19,83 juta ton.

Selain itu, Panggah mencatat kebutuhan jagung untuk industri pangan tahun depan naik menjadi 5,21 juta ton dari tahun ini 4,96 juta ton.

Kementerian Pertanian tengah berupaya mengendalikan impor jagung untuk kebutuhan pakan yang selama ini dinilai tidak mempertimbangkan masa panen di dalam negeri. Realisasi impor jagung tetap tinggi bahkan saat petani tengah panen.

Direktur Serealia Ditjen Tanaman Pangan Kementan Nandang Sunandar mengatakan pemerintah menginginkan skema impor jagung jangan sampai merugikan petani. “Jadi jagan sampai pengusaha tidak melihat produksi petani, produksi mereka harus diserap,” kata Nandang.

Adapun, dari data yang dihimpun Asoasiasi Produsen Pakan Ternak (APPI) dari anggotanya, produksi pakan ternak tahun depan diprediksi mencapai 16,5 juta ton. Untuk dapat memenuhi target tersebut, dibutuhkan sedikitnya 8,3 juta ton jagung dengan kadar air 14%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper