Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Taipan Hary Tanoe Sebut Ekonomi 2016 Masih Stagnan

Sejumlah pengusaha di Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi pada tahun depan masih stagnan mengingat upaya pemerintah dalam membuat kebijakan masih saling bertabrakan.
Hary Tanoesoedibjo/Reuters-Beawiharta
Hary Tanoesoedibjo/Reuters-Beawiharta

Bisnis.com, SURABAYA - Sejumlah pengusaha di Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi pada tahun depan masih stagnan mengingat upaya pemerintah dalam membuat kebijakan masih saling bertabrakan.

Salah satunya, CEO MNC Group, Hary Tanoesoedibjo, yang mengutarakan bahwa tahun depan pertumbuhan ekonomi diperkirakan masih berkisar 5% dan tidak jauh berbeda dengan tahun ini, meskipun pemerintah optimistis bisa mencapai target di atas 5%-6%.

"Jadi saya tidak optimistis sekali tapi juga tidak pesimis, karena 78% ekonomi kita ditopang oleh sektor swasta di mana selalu ada saja jalan untuk bertahan dari ekonomi yang sulit," katanya dalam Focus Group Discussion (FGD) Outlook Ekonomi 2016, Sabtu (5/12/2015).

Menurutnya, dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) awal tahun depan, Indonesia masih belum siap baik dari sisi infrastruktur, pendidikan, hingga logistik. Sementara itu, barang-barang yang datang dari luar negeri merupakan barang dari negara yang siap karena biaya produksi mereka lebih efisien.

"Salah satu contoh kebijakan aneh dalam MEA, misalnya penerbangan asing seperti Malaysia Airline, Thailand, Singapore dan lainnya bebas terbang di lima titik jalur gemuk, lalu bagaimana dengan perusahaan penerbangan lokal kita," ujarnya.

Ketua Forum Komunikasi Asosiasi Nasional (Forkasnas), Soenoto menambahkan, Indonesia juga belum memiliki kepastian hukum dalam menjalan bisnis sehingga pengusaha sulit untuk berkembang. Semestinya regulasi benar-benar ditata sebelum menghadapi MEA.

"Ini tantangan berat bagi kita yang dihadapkan dengan MEA tanpa persiapan matang," ujarnya.

Sementara itu, Pakar Ekonomi Universitas Airlangga, Kresna Yahya  mengatakan meski pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan dinilai belum dapat menyamai negara lain seperti Thailand, Vietnam dan Singapura yang memcapai 5,2% tetapi  masih ada peluang mengembangkan perekonomian di wilayah timur Indonesia.

"Pengusaha harus bisa membaca peluang itu karena potensinya terbuka lebar," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper