Bisnis.com, JAKARTA – Skema kemitraan antara perusahaan dengan petani swadaya yang dikembangkan oleh Asian Agri, salah satu korporasi perkebunan sawit terbesar di Tanah Air, berhasil memberi dampak langsung kepada petani dan lingkungan.
Managing Director Asian Agri Kelvin Tio dalam keterangan resminya, Rabu (2/12/2015) menuturkan khusus program kemitraan antara Asian Agri dengan petani swadaya baru dikembangkan pada 2012.
Program itu dikembangkan dengan memperhatikan keberhasilan pola kemitraan petani inti-plasma yang telah berjalan selama 28 tahun, serta member dampak langsun terhadap peningkatan kesejahteraan petani dan lingkungan hidup dalam membantu mengurangi pemanasan global.
Skema itu disampaikan dalam materi paparannya di KTT Perubahan Iklim di Paris, Prancis.
Salah satu pola kemitraan petani swadaya yang dinilai berhasil yakni di Negeri Lama. Semenjak melakukan pendampingan kepada petani swadaya secara langsung, produktivitas kebun sawit milik petani meningkat.
Selain itu, pendapatan rata-rata yang diterima petani lebih besar dari sekitar Rp400.000 menjadi Rp1 juta per ha.
Hal yang sama terjadi di Ukui, Riau. Berdasarkan pengalaman, produktivitas kebun petani naik dari 18 metrik ton menjadi 21 metrik ton. Pendapatan yang diterima rata-rata juga naik dari Rp1,2 juta/ha/bulan menjadi Rp2,2 juta/ha/bulan.