Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi: Industri Padat Karya Jalan, 60% Angkatan Kerja Terserap

Presiden Joko Widodo menegaskan arah kebijakan pemerintah untuk mendorong industri padat karya sehingga mampu menyerap 60% angkatan kerja nasional.
Buruh di pabrik pertekstilan/knittingindustry.com
Buruh di pabrik pertekstilan/knittingindustry.com

Bisnis.com, JAKARTA--Presiden Joko Widodo menegaskan arah kebijakan pemerintah untuk mendorong industri padat karya sehingga mampu menyerap 60% angkatan kerja nasional. 

Presiden Jokowi mengatakan sekitar 60% angkatan kerja nasional hanyalah tamatan SD, SMP, dan SMA/SMK. Dengan kondisi tersebut, Indonesia membutuhkan lebih banyak investasi yang bersifat padat karya, seperti tekstil, garmen, dan alas kaki. 

"Fokusnya investasi padat karya sehingga yang diberi insentif oleh pemerintah menjadi jelas," ujarnya di JCC, Kamis (26/11/2015).

Dengan fokus tersebut, Jokowi berharap 60% angkatan kerja dapat terserap oleh industri sehingga tingkat pengangguran terbuka yang tercatat sebesar 6,18% hingga Agustus 2015 dapat menyusut.

Oleh karena itu, pemerintah harus selektif dalam menyambut investor asing yang hendak menanamkan modal di Tanah Air. Jokowi tidak ingin membuka investasi yang berisiko menguras sumber daya alam Indonesia.

"Kita ini sekarang berada di ring satu negara yang diminati oleh investasi, karena pada posisi itu kita juga harus pilih-pilih, harus selektif, mana yang kita butuhkan," tegasnya.

Presiden mencontohkan saat booming kayu pada era 90-an, Indonesia tidak membangun industri hilir yang memberikan nilai tambah.

Akibatnya, Indonesia mengalami banjir lantaran penggundulan hutan secara masif dan negara hanya menerima pendapatan US$5/kubik kayu. Kondisi tak jauh berbeda terjadi pada masa booming minyak bumi dan minerba.

Sementara itu, Menteri Perindustrian Saleh Husin menargetkan pertumbuhan industri mampu mencapai 5,7% pada 2016. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper