Bisnis.com, ACEH TIMUR - PT Medco Energi Internasional Tbk akhirnya menunjuk konsorsium PT Encona Inti Industri dan PT JGC Indonesia sebagai kontraktor untuk membangun fasilitas produksi lapangan Gas Blok A di Aceh Timur.
Direktur Utama Medco Energi Internasional Lukman Mahfoedz mengatakan skema penunjukan langsung dilaksanakan lantaran telah terjadi beberapa kali kegagalan proses tender.
"Pembangunan lapangan gas Blok A tak bisa menunggu lama. Apalagi, Gubernur Aceh dan Bupati Aceh Timur sudah memberi pesan langsung agar pembangunan fasilitas produksi dipercepat," ujarnya dalam acara ground breaking Fasilitas Produksi Gas Blok A dan Peresmian RSUD dr. Zubir Mahmud di Aceh Timur, Senin (23/11/2015).
Terkait dengan gagalnya proses lelang, Lukman lantas berkonsultasi dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) agar bisa melaksanakan penunjukan konsorsium secara langsung.
"Target kami sangat ketat. Setelah diumumkan, kami berharap konsorsium PT Encona Inti Industri dan PT JGC Indonesia bisa menyelesaikan pembangunan hingga 98% pada akhir 2017," katanya.
Pembangunan fasilitas produksi lapangan gas Blok A dikerjakan oleh PT Medco E&P Malaka bersama dua mitra kerja, yaitu KrisEnergi dan JAPEX.
Adapun, MedcoEnergi sebagai operator memiliki porsi 41,67%, sementara KrisEnergy memegang 41,66% hak partisipasi dan sisanya sebesar 16,67% dipegang Japex.
Lukman berharap produksi gas dapat dimulai pada awal 2018 untuk memenuhi pasokan gas harian sebesar 63 BBTUD.
"Gas tersebut akan dialirkan ke dalam sistem distribusi pipa Pertamina Arun Belawan untuk mendukung kelangsungan industri dan kelistrikan bagi masyarakat Aceh dan Sumatra Utara," lanjutnya.
MedcoEnergi bersama mitranya telah mengelola Lapangan Gas Blok A sejak awal 2007. Kemajuan proyek pengembangan di wilayah tersebut ditandai dengan dilakukannya Penandatanganan Jual Beli Gas (PJBG) pada Januari 2015.
Adapun, sumber gas di Blok A ditemukan pada 1972 silam oleh perusahaan migas asal Kanada yakni Asameras. Meski kandungan minyak bumi sudah diproduksi, pasokan gas belum terlaksana karena adanya hambatan infrastruktur dan komersial.