Bisnis.com, MANILA -- Komite Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) menyatakan belum ada pucuk pimpinan anggota yang membatalkan kehadirannya dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 2015 setelah kasus terorisme di Paris, atau yang dikenal sebagai Paris Attack.
Di sisi lain, otoritas Filipina juga mengatakan tidak akan mengambil langkah khusus dalam penyelenggaran Konferensi Tingkat Tinggi pada 18-19 November 2015 di Filipina.
Laura Q. del Rosario, Ketua Sidang Pejabat Tinggi (Concluding Senior Official Meeting/CSOM) APEC 2015, mengungkapkan selain Indonesia dan Rusia, hingga kini seluruh pemimpin ekonomi APEC lainnya menyatakan tetap akan hadir.
Adapun, Laura menambahkan tidak ada langkah khusus dalam merespons Paris Attack karena sejak awal aspek keamanan delegasi dan peserta sudah menjadi prioritas otoritas berwenang di Manila dan Filipina.
Sementara itu, dia menilai ketidakhadiran Presiden Indonesia Joko Widodo dan Presiden Rusia Vladimir Putin tidak akan memberi dampak besar terhadap Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 2015 karena digantikan oleh tokoh yang tidak kalah berpengaruh.
"Dalam kasus Indonesia, Jusuf Kalla adalah salah satu tokoh yang paling dihormati di Indonesia, dan kami sangat menyambut kedatangannya di Filipina. Hal yang sama juga untuk PM Rusia Dmitry Medvedev, yang merupakan Presiden pada periode sebelumnya," katanya.
Dari pantauan Bisnis hingga Minggu (15/11/2015) siang, di luar Presiden Filipina Benigno Aquino III, hanya Presiden Chili Michelle Bachelet yang telah mendarat di Manila.