Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia meyakini kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) akan semakin sehat didukung bauran kebijakan moneter dan makroprudensial.
Deputi Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia Junanto Herdiawan mengatakan defisit transaksi berjalan atau current account deficit dalam Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal III/2015 tercatat senilai US$4,0 miliar atau 1,86% dari Produk Domestic Bruto.
Dia mengatakan kinerja Neraca Pembayaran Indonesia akan semakin sehat didukung bauran kebijakan moneter dan makroprudensial serta penguatan koordinasi kebijakan dengan pemerintah dalam mendorong percepatan reformasi struktural, termasuk melalui implementasi berbagai paket kebijakan ekonomi.
"Kami akan tetap mencermati risiko eksternal yang dapat memengaruhi kinerja neraca pembayaran secara keseluruhan," ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (13/11/2015).
CAD dalam NPI kuartal III/2015 tercatat senilai US$4,0 miliar atau 1,86% PDB tersebut membaik dibandingkan dengan defisit di kuartal III/2014 senilai US$7,0 miliar atau 3,02% PDB.
"Ini juga membaik dibandingkan kuartal II/2015 yang senilai US$4,2 miliar atau 1,95% PDB," katanya.
Perbaikan kinerja transaksi berjalan terus berlangsung terutama ditopang oleh neraca perdagangan nonmigas akibat penurunan impor yang relatif tajam yakni sebesar 18,2% (y-o-y) seiring masih terbatasnya permintaan domestik.
Di sisi lain, ekspor nonmigas mengalami penurunan yang lebih kecil sebesar 11,0% (y-o-y) terutama karena menurunnya harga komoditas, meskipun secara riil mencatat peningkatan sebesar 4,5% (y-o-y).
Junanto menuturkan neraca perdagangan migas mencatat defisit yang relatif sama dengan kuartal sebelumnya karena penurunan surplus yang terjadi pada neraca perdagangan gas terkompensasi oleh penurunan defisit pada neraca perdagangan minyak.
"Perbaikan kinerja transaksi berjalan juga didukung oleh penurunan defisit neraca jasa karena menurunnya impor jasa pengangkutan (freight) seiring penurunan impor barang dan meningkatnya surplus jasa perjalanan (travel) seiring naiknya jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia," tuturnya.
Di tengah meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global, lanjutnya, kinerja transaksi modal dan finansial masih mencatat surplus.
Surplus transaksi modal dan finansial pada kuartal III/2015 tercatat senilai US$1,2 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada kuartal II/2015 sebesar US$2,2 miliar maupun kuartal III/2014 senilai US$14,7 miliar.
"Penurunan surplus tersebut terutama karena investasi portofolio yang mengalami defisit dan menurunnya surplus investasi langsung," ucap Junanto.
Defisit investasi portofolio terutama disebabkan oleh terjadinya net jual asing atas surat utang pemerintah dan saham domestik.