Bisnis.com, BANDUNG - Sertifikasi komoditas kakao dinilai sulit direalisasikan tanpa ada dukungan dari pemerintah yang membina para petani.
Langkah pembinaan perlu dilakukan agar kualifikasi tanaman dan buah yang dihasilkannya sesuai standar.
Direktur Eksekutif Yayasan Komoditi Lestari Iyus Supriatna mengatakan saat ini kakao di Jabar belum mendapat sertifikasi sehingga mayoritas hasilnya dihargai murah oleh pasar.
"Jelas ini membuat petani merugi, karena produksinya belum ada jaminan pasar yang harus ditunjukan dengan sertifikat," ujarnya kepada Bisnis.com, Kamis (12/11/2015).
Iyus mengaku pihaknya tengah merintis program sertifikasi kakao untuk Jabar terutama di Kabupaten Ciamis yang jumlahnya mencapai 7.000 hektare (ha).
Akan tetapi, kondisi tanaman yang sudah tua membuat proses sertifikasi terhambat. Menurutnya, beberapa persyaratan tanaman kakao agar lolos sertifikasi antara lain tata letak pohon harus merata dan penggunaan bibit unggul.
"Oleh karena itu, sertifikasi kakao harus didukung pemerintah, yakni dengan terlebih dulu memperbaiki tanaman kakao petani," tegasnya.