Bisnis.com, JAKARTA— Indikasi perlambatan ekonomi China semakin kuat setelah data menunjukkan pertumbuhan produksi dan investasi makin melambat pada Oktober.
Produksi industri China hanya tumbuh 5,6% year on year pada Oktober, turun dari 5,7% pada September ketika ekonom memperkirakan pertumbuhan akan naik menjadi 5,8%.
Perlambatan juga tampak dari data pembentukan modal di sentral-sentral pertumbuhan Negeri Tiongkok. Pertumbuhan investasi di area selain pedesaan (rural) naik 10,2% pada Oktober, lebih lambat dari pertumbuhan 10,3% pada September.
Kinerja industri yang tumbuh semakin lambat sejalan dengan strategi pemerintah China yang berupaya menggeser sumber pertumbuhan ekonomi ke konsumsi domestik.
Namun, rencana tersebut belum mendapat dukungan dari kenaikan konsumsi. Pertumbuhan penjualan ritel sepanjang 2015 masih lebih rendah dibandingkan laju pertumbuhan 2014.
Penjualan ritel di ekonomi terbesar kedua dunia tersebut hanya tumbuh 11% pada Oktober, naik tipis dibandingkan 10,9% pada September dan lebih rendah dari pertumbuhan 11,5% pada Oktober 2014.
Inflasi di China juga semakin turun dari 1,6% pada September menjadi 1,3% pada Oktober dan semakin jauh dari target inflasi 3%.
Sinyal positif muncul dari lonjakan penjualan selama Singles Day di China yang telah melewati nilai US$9,05 miliar pada pukul 12.00 waktu Beijing.
Pertumbuhan Produksi Industri China (YoY)
Periode | (%) |
Oktober | 5,6 |
September | 5,7 |
Agustus | 6,1 |
Juli | 6,0 |
sumber: Bloomberg
Pertumbuhan Penjualan Ritel China (YoY)
Periode | (%) |
Oktober | 11,0 |
September | 10,9 |
Agustus | 10,8 |
Juli | 10,5 |
sumber: Bloomberg