Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perusahaan Milik Sukanto Tanoto Ini akan Berinvestasi Rp14 Triliun Tahun Depan

Optimisme akan potensi bisnis di tahun monyet api mendatang, membuat dua anak usaha Royal Golden Eagle Group milik Sukanto Tanoto menganggarkan US$1,03 miliar atau mendekati dari Rp14 triliun untuk berinvestasi.

Bisnis.com, SINGAPURA—Optimisme akan potensi bisnis di tahun monyet api mendatang, membuat dua anak usaha Royal Golden Eagle Group milik Sukanto Tanoto menganggarkan US$1,03 miliar atau mendekati dari Rp14 triliun untuk berinvestasi.

Managing Director APRIL Group Indonesia Tony Wenas mengatakan adanya paket regulasi yang diterbitkan pemerintah kian memupuk optimisme pihaknya dalam menjalankan bisnis pada tahun mendatang. Apalagi, lanjut dia, perusahaan tak ragu berekspansi jika berbagai perizinan yang diberikan tak dicabut kembali.

Memanfaatkan peluang itu, Tony menyebut pada 2016, anak usaha Royal Golden Eagle (RGE) Group ini menyiapkan dana senilai US$1 miliar. “Dana tersebut untuk membangun paper machine 3 [PM 3] dan pabrik serat rayon,” jelas Tony di Singapura, akhir pekan ini.

Tony memaparkan strategi pembangunan PM 3 menjadi pilihan agar tak menambah ekspansi jumlah lahan meski perusahaan ingin meningkatkan produksi. Pasalnya, untuk menambah lahan, perusahaan perlu menambah sumber daya manusia (SDM). Penambahan SDM tersebut diperlukan untuk meningkatkan pengelolaan dan pengawasan lahan agar tak terjadi kebakaran.

Tony yang juga menjabat sebagai Presiden Direktur PT Riau Andalan Pulp & Paper pun menyebutkan pabrik kertas anyar tersebut akan menambah kapasitas produksi sebesar 250.000 ton. Hasil produksi itu, klaim dia, akan berupa high grade digital paper yang membuat penggunaan tinta akan lebih irit dibanding kertas biasa.

Adapun, rencana pembangunan pabrik serat rayon, lanjut Tony, masih dalam tahap persiapan perizinan termasuk upaya memperoleh fasilitas tax holiday. Jika rencana tersebut rampung, perusahaan bakal mengutamakan penjualan hasil produksi ke luar negeri. “Kalau ada permintaan dari dalam negeri tetap kami penuhi. Tapi kemungkinan besar untuk ekspor, karena bagus juga untuk negara ini,” ungkap dia.

Sementara itu, General Manager Asian Agri Freddy Widjaya memaparkan adanya kebijakan B20 yang bakal meningkatkan kebutuhan akan minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO). Dengan peluang tersebut, pada 2016 perusahaan membidik bakal memproduksi CPO sebesar 1,1 juta ton.

Untuk menggapai target tersebut, anak usaha RGE Group ini pun tak memilih opsi penambahan lahan kebun sawit. Perusahaan memilih strategi peremajaan 5.000 hektar lahan sawit, penjajakan kemitraan dengan petani plasma, dan pembangunan 3 pembangkit listrik tenaga biogas.

Freddy menyebut, untuk strategi itu perusahaan menyiapkan duit mencapai US$39,1 juta. Rinciannya, senilai US$25 juta untuk peremajaan 5.000 hektar lahan dan US$14,1 juta untuk pembangunan 3 pembangkit listrik tenaga biogas.

Dalam rencana jangka panjang, Freddy mengatakan Asian Agri bakal memiliki 20 pembangkit listrik tenaga biogas pada 2020. Tiap unit, sebut dia, bisa memproduksi listrik dengan kapasitas mencapai 2 mega watt. Freddy menambahkan jika tiap entitas keluarga mengkonsumsi listrik mencapai 900 watt, maka satu unit pembangkit listrik tersebut bisa menyuplai untuk 2.000 rumah.

Adapun, Asian Agri juga membidik bakal menggandeng 60.000 petani plasma untuk pengembangan produksi sawit pada 2020. Per akhir 2014, perusahaan tercatat telah bermitra dengan 11,242 petani plasma.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper