Bisnis.com, DENPASAR - Subsektor perikanan yang meliputi usaha penangkapan ikan dan budidaya perikanan andilnya dalam membentuk nilai tukar petani (NTP) di Bali turun 0,66% dari 105,30% pada September 2015 menjadi 104,60% pada Oktober 2015.
"Penurunan itu akibat indeks harga yang diterima petani (lt) mengalami penurunan yang lebih besar dari pada penurunan indeks harga yang dibayar petani (lb)," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panasunan Siregar, Minggu (8/11/2015).
Indeks harga yang diterima petani (lt) mengalami kenaikan 0,84%, sementara indeks harga yang dibayar petani turun sebesar 0,18%.
Penurunan indeks harga yang diterima petani dipicu oleh turunnya harga-harga pada kelompok perikanan tangkap 1,17% dan budidaya perikanan 0,20%.
Panasunan Siregar menambahkan, sejumlah komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain ikan tongkol, cekalang, cumi-cumi, bandeng, nila dan lele.
Sementara penurunan pada indeks harga yang dibayar petani didorong oleh turunnya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,29% serta biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) 0,05%.
Sementara Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, Made Suastika dalam kesempatan terpisah menjelaskan, Bali menghasilkan devisa dari ekspor hasil perikanan dan kelautan sebesar US$80,68 juta selama delapan bulan pertama 2015, meningkat 13,58% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya tercatat US$71,04 juta.
Sektor perikanan itu mampu memberikan kontribusi sebesar 25,69% dari total ekspor Bali mencapai US$314,07 juta selama delapan bulan pertama 2015, turun 8,11% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya tercatat US$341,81 juta.
Lima jenis produksi perikanan dan kelautan yang menembus pasaran ekspor antara lain kepiting sebanyak 1,69 ton seharga US$4.719,05 juta, ikan kerapu 1.286,38 ton US$9,35 juta, dari segi volume maupun nilai masing-masing meningkat 59% dan 42%.
Panasunan Siregar menjelaskan, subsektor perikanan merupakan salah satu dari lima pembentukan NTP Bali. Dari lima subsektor itu tiga di antaranya mengalami kenaikan dan dua subsektor meningkat.
Tiga subsektor yang mengalami kenaikan terdiri atas tanaman pangan sebesar 2,24%, hortikultura 0,91% tanaman perkebunan rakyat 0,50%.
"Sedangkan dua subsektor yang mengalami penurunan selain subsektor perikanan juga subsektor peternakan sebesar 1,25%," ujar Panasunan siregar.