Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Pupuk Minta Penurunan Toll Fee Gas Alam

Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia meminta pemerintah menurunkan tarif pengangkutan gas bumi melalui pipa atau toll fee sehingga dapat menurunkan ongkos produksi pupuk.
Gas Alam /Bloomberg-Ilustrasi
Gas Alam /Bloomberg-Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA--Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia meminta pemerintah menurunkan tarif pengangkutan gas bumi melalui pipa atau toll fee sehingga dapat menurunkan ongkos produksi pupuk.

Ketua Presidium APPI Arifin Tasrif mengatakan gas alam merupakan bahan baku utama pabrik pupuk urea. Namun, industri terbebani oleh toll fee yang cukup tinggi.

"Toll fee kami rasakan cukup tinggi. Di Jawa Timur itu sempat US$34 sen/mmbtu, lalu naik menjadi US$83 sen/mmbtu," kata Arifin di Kantor Presiden, Kamis (15/10/2015).

Menurutnya, kenaikan harga toll fee didasari oleh lonjakan harga gas di pasar internasional. Padahal, tidak ada investasi lapangan gas baru yang beroperasi di Tanah Air.

"Harapannya harga dikembalikan seperti dulu, kan tidak ada investasi baru. Dihitung kelayakan ekonomi untuk investor, tetapi juga kelangsungan hidup industri," tuturnya.

Dalam pertemuan dengan Presiden Joko Widodo, pengusaha pupuk juga mengeluhnya tingginya harga gas alam di Tanah Air.

Transaksi jual-beli pun harus dilakukan dalam mata uang dolar AS, sehingga depresiasi kurs Garuda cukup membebani industri.

"Maka tadi kami sampaikan harapan kami paket kebijakan ekonomi yang telah disampaikan beberapa waktu lalu bisa dilaksanakan, harga gas dari sumur baru US$7/mmbtu dan sumur lama masih US$5/mmbtu. Ini akan menurunkan beban cost produksi," ujar Arifin.

Dia menambahkan penurunan harga gas yang diikuti penurunan biaya produksi pupuk akan berdampak positif terhadap penurunan anggaran subsidi pupuk pemerintah yang nilainya mencapai Rp30 triliun per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ana Noviani
Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper