Bisnis.com, SEMARANG - Industri tekstil dan produk tekstil di Jawa Tengah mengalami sunrise, sekaligus mematahkan anggapan telah berlangsungnya fase sunset di sektor TPT.
"Industri saat ini mengalami dampak perlambatan ekonomi global. Namun, anomali di Jateng industri tekstil tumbuh dan kesulitan tenaga kerja, " kata Benny Sutrisno, Ketua Dewan Pengarah Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), dalam acara sosialisasi Desk Khusus Investasi Sepatu yang diselenggarakan BKPM di Semarang, Kamis (15/10).
Dia menjelaskan sejumlah perusahaan tekstil di Jateng telah membuat pelatihan untuk mendapatkan tenaga kerja terampil, tetapi pasokan masih saja kurang.
Anehnya, sambung Benny, beberapa perusahaan tekstil yang lama menghadapi masalah dan terpaksa mengurangi produksi dan kemungkinan melakukan PHK.
Oleh karena itu, ujarnya, API menyambut baik Desk Khusus Investasi Tekstil dan Sepatu (DKI-TS) yang dibentuk Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang menggandeng Kemenperin, Kemenaker, dan Kemenkeu.
"Desk ini ibaratnya poliklinik yang mendiagnosa penyakit perusahaan tekstil. Jika sakitnya soal tenaga kerja, bisa dirujuk ke dokter soal tenaga kerja (Kemenaker). Jika sakit keuangan bisa dirujuk ke Kemenkeu dan Perbankan," ujar Benny.
DKI-TS, sambungnya, juga sangat penting untuk mendukung industri TPT dan alas kaki.
Menurutnya, dua industri itu 'sangat halal' karena padat karya dan menghasilkan devisa besar bagi negara.
"Jadi, tidak benar industri tekstil selama ini dianggap sunset, tetapi di Jateng sunrise," tegas Benny.