Bisnis.com, TANJUNG PANDAN—Grup Dharmawangsa menjalin kerja sama dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) untuk mengembangkan kawasan wisata seluas 400 hektare di Pulau Belitung.
Area pengembangan terletak di Tanjung Kelayang, pesisir barat Pulau Belitung, dan rencananya akan diajukan kepada pemerintah sebagai Kawasan Ekonomi Khusus.
Nota kesepahaman antara kedua perusahaan ditandatangani oleh anggota Dewan Direksi Dharmawangsa Grup Adek Yuli Anwar dan Direktur Utama Wika Bintang Perbowo. Menteri Pariwisata Arief Yahya hadir menyaksikan penandatangan tersebut.
Arief mengharapkan proyek pembangunan kawasan Tanjung Kelayang bisa dimulai tahun depan. Pemerintah pusat dan daerah telah mengakselarasi proses administrasi agar seluruh persyaratan bisa dilengkapi dalam beberapa bulan ke depan.
“Target, saya minta tahun depan sudah mulai, tinggal Amdal yang belum selesai. Kita akselerasi dalam waktu 3 bulan,” kata Menpar, Selasa (13/10/2015).
Pemerintah akan mengusulkan area Tanjung Kelayang sebagai Kawasan Ekonomi Khusus agar investasi dan pengembangan di wilayah itu mendapatkan insentif fiskal dan dukungan pembangunan infrastruktur.
Menpar menjelaskan rencana pengembangan di Tanjung Kelayang pantas mendapatkan insentif karena skala dan dampaknya yang besar.
Dia membandingkan proyek tersebut dengan pengembangan KEK Mandalika yang menelan investasi Rp35 triliun dan pengembangan KEK Tanjung Leusung dengan investasi Rp75 triliun.
“Saya belum tanya investasinya. Gambaran yang ada itu, di Tanjung Leusung Rp75 triliun, di Mandalika Rp35 triliun. Di sini, 400 hektare, itu seluas Nusa Dua,” kata Arief.
Adek mengatakan Dharmawangsa Grup berencana mengembangkan Belitung sebagai maritime silk road, destinasi pariwisata berbasis bahari.
“Dari dulu Belitung kan sudah dijunjungi dari zaman dinasti Tang, jadi memang istimewa. Kita [bersama Wika] sama-sama positif mau mengembangkan destinasi baru,” kata Adek.
Sementara itu, Arief mengharapkan Kabupaten Belitung bisa berkembang menjadi destinasi wisata kelas dunia seperti Maladewa.
Dia menantang pemerintah dan masyarakat Belitung mampu menggenjot kedatangan wisatawan mancanegara hingga 100.000 orang pada 2019. Pada 2014, baru 3.206 wisman dan 196.617 wisatawan domestik yang tercatat mengunjungi Negeri Laskar Pelangi.
“Bayangkan saja kalau kita bisa attract 100.000 orang pada 2019. Itu bisa mendatangkan pendapatan hingga Rp1,4 triliun atau empat belas kali pendapatan asli daerah Kabupaten Belitung,” kata Menpar.
Bupati Belitung Sahani Saleh mengatakan Belitung telah berbenah agar bisa menarik lebih banyak wisatawan datang berkunjung.
Pemerintah mulai membangun infrastruktur dengan memperpanjang landasan bandara udara agar bisa memenuhi standar penerbangan internasional dan pengembangan pelabuhan agar bisa dilabuhi kapal pesiar.
Namun, Sahani menjelaskan pengembangan masih tersendat karena terkendala ketersediaan daya listrik.