Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku usaha dari bidang alat permainan anak meminta dukungan konkret pemerintah dalam bentuk pembiayaan, pemasaran, teknologi serta ketersediaan bahan baku yang memenuhi standar seperti cat.
Danang Sasongko, Ketua Asosiasi Penggiat Mainan Edukatif dan Tradisional Indonesia (APMETI), menyatakan industri mainan anak di Indonesia khususnya mainan edukatif saat ini kesulitan dalam bahan baku sehingga modalnya semakin tergerus.
“UKM terbatas dari segi legalitas formalnya sehingga sulit mengakses pembiayaan. Kalau bisa, dalam paket kebijakan ekonomi jilid III nanti, akses perajin bisa dipermudah dan dinas-dinas terkait di daerah memudahkan perizinan industri,” kata dia kepada Bisnis, Senin (5/10).
Untuk pasar, menurutnya pemerintah juga bisa memperbanyak event promosi untuk memperkuat kerja sama antara instansi agar industri di luar Jawa juga bisa berkembang.
Dari segi teknologi, industri mainan Tanah Air masih mengandalkan tenaga manusia, sehingga produknya sulit bersaing dengan barang impor dari China yang saat ini peredarannya mencapai 70% - 80% di Indonesia.
“Perlu peningkatan mutu SDM dan teknologi pembuatan mainan. Mungkin bisa dibuat semacam incubator, pemerintah menyiapkan mesin-mesin teknologinya di satu tempat yang bisa dimanfaatkan perajin. Sebab jika harus membeli sendiri mesin-mesin tersebut modalnya tinggi,” ujarnya.