Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indef: Paket Deregulasi Mestinya Tumbuhkan Kawasan Bisnis Baru

Pakar ekonomi menilai paket deregulasi kebijakan pemerintah seharusnya bisa menumbuhkan adanya kawasan bisnis baru.
Ketua Lembaga Pengkajian, Penelitian dan Pengembangan Ekonomi Kadin Indonesia Didik J. Rachbini. /Bisnis.com
Ketua Lembaga Pengkajian, Penelitian dan Pengembangan Ekonomi Kadin Indonesia Didik J. Rachbini. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Pakar ekonomi menilai paket deregulasi kebijakan pemerintah seharusnya bisa menumbuhkan adanya kawasan bisnis baru.

Pakar ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Didik J. Rachbini mengatakan salah satu contoh wilayah yang potensial untuk dikembangkan sebagai wilayah bisnis baru ialah Madura.

Dia mengatakan Jawa Timur memiliki potensi penduduk lebih dari 40 juta jiwa. Bila pemerintah mau menggunakan lahan yang ada di mulut Jembatan Suramadu di Madura sebagai area wisata, bisnis, dan perumahan, maka berpotensi menimbulkan efek ekonomi yang signifikan.

Menurut Didik, kegiatan ekonomi di Madura sudah berjalan, tetapi masih didominasi sektor informal yang tidak terlalu memberikan dampak yang besar bagi negara.

“Di sana ada landbank yang besar, ada jembatan bagus yang panjangnya melebihi San Francisco tetapi mandeg. Kan sayang tidak dimaksimalkan,” tuturnya pada Bisnis.com setelah acara diskusi Perspektif Indonesia di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (26/9/2015).

Menurut Ketua Lembaga Pengkajian, Penelitian dan Pengembangan Ekonomi Kadin Indonesia ini, masih banyaknya tanah yang kosong itu merupakan aset yang perlu dikembangkan. Dia optimistis banyak investasi yang masuk, karena tanah  merupakan salah satu modal pengembangan industri.

Pada pemerintahan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebenarnya sudah ada penunjukan adanya badan otorita Madura. Namun, oleh pemerintahan Joko Widodo kebijakan yang sudah mau berjalan ini dipotong begitu saja. “Kebijakan ini seharusnya dapat dilanjutkan,” tukas Didik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hafiyyan
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper