Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SWASEMBADA PANGAN: Ada yang Salah dengan Data Produksi Padi?

Ketika data menunjukkan surplus, tetapi faktanya setiap tahun masih kekurangan pasokan, sehingga harus impor, apakah ada data produksi yang salah? Pertanyaan berikutnya, ketika surplus terjadi bukankah seharusnya harga justru tertekan bukan melambung?
Dampak musim kemarau/Antara-Aditya Pradana Putra
Dampak musim kemarau/Antara-Aditya Pradana Putra

Darurat Kalibrasi Data

Bustanul melihat perdebatan data produksi pangan memang sudah mengakar dan masif terjadi. Padahal, ada empat faktor utama ketahanan pangan yang masih harus cukup jauh dari kondisi saat ini yaitu ketersediaan, akses, stabilitas harga, dan pemanfaatan pangan.

Situasinya adalah bahu-membahu BPS-pemerintah daerah ini membuat data yang ujungnya dirilis BPS menjadi data politis. Apa yang mau didengar oleh Pemerintah Pusat, itulah apa yang disampaikan pemda.

Bustanul mencontohkan misalnya pada rezim pemerintahan sebelumnya, seluruh stakeholder seolah memahami ‘Kebohongan 5 Ton’. Saat itu, jika pemerintah mengatakan produksi gabah adalah 70 juta ton, maka angka sebenarnya adalah 65 juta ton atau lebih rendah 5 juta ton.

“Dan kalau dikatakan ada stok beras 5 juta ton, itu berarti stoknya nol. Kalau pemerintah yang sekarang ini cenderung mengakui seluruhnya benar,” jelas Bustanul.

Untuk itulah pemerintah diminta untuk segera melakukan kalibrasi data. Bagaimana mungkin soal produksi pangan yang menyangkut hajat hidup masyarakat luas, hanya diukur sekelebat kemampuan mata.

Sekali lagi, patut diingat bahwa data Aram I BPS yang per 1 Juli lalu yang dirilis BPS bukanlah data tetap. Itu masih data awal yang proyeksi akuratnya hanya pada produksi 4 bulan pertama tahun ini. Data itu jelas bukan untuk menjadi acuan utama, memang harus dievaluasi.

Dengan hadirnya Wapres Kalla yang meminta data dievaluasi, kita harapkan menjadi tonggak awal mula bangsa ini mulai jujur perkara data pangan. Jelas bahwa swasembada adalah cita-cita mulia. Mari kita hentikan dulu drama perdebatan keakuratan data.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper