Bisnis.com, JAKARTA--Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta Kementerian Pertanian mengevaluasi perhitungan proyeksi produksi gabah kering giling yang mencapai 75 juta ton oleh Badan Pusat Statistik.
Intinya, menurut Kalla, kementerian harus menghitung produksi beras secara lebih cermat.
"Angka produksi 75 juta ton betul-betul harus dihitung, karena itu terlalu tinggi sehingga berbahaya untuk landasan perhitungan yang akan datang,"ujarnya usai menghadiri Rapat Koordinasi Ketahanan Pangan di Kantor Kementarian Pertanian, Rabu (16/9/2015).
Kendati melakukan evaluasi data statistik, lanjutnya, perubahan angka tidak serta merta menyebabkan produksi tersebut mengalami penurunan atau kenaikan.
Nantinya, perhitungan angka statistik akan mempengaruhi subsidi pupuk, bibit, dan bantuan untuk petani. "Hal terpenting adalah bagaimana menjaga program ini agar swasembada setidak-tidaknya tahun depan harus tercapai," tuturnya.
Berdasarkan data BPS, produksi beras angka tetap (ATAP) BPS 2014 tercatat sebanyak 70,85 juta ton GKG. Sementara itu, produksi menurut Angka Ramalan (ARAM I) BPS 2015 mencapai 75,55 juta ton GKG atau setara 47 juta ton.
Dengan begitu, BPS memprediksi dalam angka ramalan (ARAM-I) 2015, Indonesia akan meraih surplus beras 5 juta ton tahun ini.