Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

POPOK BAYI: Penjualan Melesat di Asean, Terkerek Peningkatan Pendapatan

Jumlah populasi penduduk muda dan peningkatan kemakmuran di kawasan Asia Tenggara membuat terbukanya peluang bagi para produsen perawatan bayi, seperti makanan bayi dan popok
Penjualan popiok bayi melesat di Asean./
Penjualan popiok bayi melesat di Asean./

Bisnis.com, JAKARTA – Jumlah populasi penduduk muda dan peningkatan kemakmuran di kawasan Asia Tenggara membuat terbukanya peluang bagi para produsen perawatan bayi, seperti makanan bayi dan popok..

Dalam keterangan resminya yang dirilis Selasa (8/9/2015), Nielsen menyatakan satu dari 10 konsumen di Asia Tenggara memiliki seorang anak berusia di bawah satu tahun dalam rumah tangga mereka, salah satu yang tertinggi di wilayah manapun dan jumlah ini adalah dua kali lipat dari rata-rata pasar global yang hanya 5%.

Di Asia Tenggara juga terdapat 13% konsumen yang memiliki anak berusia 1-2 tahun dalam keluarga mereka, dibandingkan dengan rata-rata global yang hanya 9%.

“Tingkat kemakmuran yang masih bertumbuh, urbanisasi dan meningkatnya jumlah wanita pekerja menjadi faktor utama yang mempengaruhi penerimaan atas produk-produk yang memberikan kenyamanan seperti susu bayi, makanan bayi siap jadi dan popok bayi,” kata Connie Cheng, Head of Shopper Insights untuk Nielsen di Asia Tenggara, Asia Utara dan Pasifik.

Dia menambahkan umumnya para orang tua sangat bijaksana dan cerdas untuk segala hal yang berkaitan dengan perawatan anak mereka, mulai dari makanan yang diberikan hingga popok yang digunakan. Hanya sedikit ruang untuk kompromi, dan mereka bersedia menghabiskan lebih banyak biaya untuk mendapatkan kualitas.

Hal ini terungkap berdasarkan hasil survey Nielsen secara online di 60 negara kepada konsumen yang telah membeli produk perawatan bayi dalam lima tahun terakhir.

Survei tersebut membahas tren dalam kategori produk perawatan bayi seperti makanan bayi dan popok bayi, alasan konsumen memilih satu merek dibandingkan merek lainnya, serta proses perjalanan pembelian yang dilalui dan mengidentifikasi sumber online maupun offline yang paling mempengaruhi proses tersebut.

Connie Cheng  mengungkapkan urbanisasi dan pertumbuhan kelas menengah serta meningkatnya jumlah wanita bekerja  menstimulasi pertumbuhan penjualan makanan bayi pada 2015 hingga US$30 miliar dan pasar popok bayi yang diproyeksikan melampaui US$29 miliar.

Namun, persaingan pada pasar perawatan bayi saat ini cukup sengit, dan berbagai macam merek dan produk bermerek maupun bermerek dari toko dengan berbagai pilihan harga, bersaing ketat untuk menarik perhatian konsumen. Selain itu, jangka waktu untuk membeli produk perawatan bayi relatif singkat.

 “Terlepas dari tantangan yang ada, peluang di pasar produk perawatan bayi masih besar. Untuk bisa meraih keunggulan kompetitif di ruang yang didominasi hanya oleh sejumlah merek-merek besar, perlu ada pemahaman yang mendalam mengenai faktor apa yang mendorong pemilihan produk,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper