Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

5 Hal Ini Harus Diperhatikan Pebisnis Properti Baru

Bisnis properti diprediksi akan terus berprospek cerah di masa depan, meskipun dalam jangka pendek masih mengalami perlambatan. Hal ini tentunya bisa menjadi peluang usaha yang cukup menggiurkan, termasuk bagi pengembang skala kecil.
Sementara itu, untuk strategi pemasaran lebih efektif jika pelaku usaha melakukan penawaran langsung ke instansi atau perusahaan, sehingga bisa disebarkan kepada para karyawan yang memang membutuhkan rumah, khususnya yang bersubsidi. /Bisnis.com
Sementara itu, untuk strategi pemasaran lebih efektif jika pelaku usaha melakukan penawaran langsung ke instansi atau perusahaan, sehingga bisa disebarkan kepada para karyawan yang memang membutuhkan rumah, khususnya yang bersubsidi. /Bisnis.com

Bisnis,com, JAKARTA - Bisnis properti diprediksi akan terus berprospek cerah di masa depan, meskipun dalam jangka pendek masih mengalami perlambatan. Hal ini tentunya bisa menjadi peluang usaha yang cukup menggiurkan, termasuk bagi pengembang skala kecil.

Untuk memulai terjun ke dalam bisnis properti, setidaknya ada lima hal yang harus diperhatikan oleh para calon pengembang. Berikut ini pemaparan dari Ketua Umum DPP Asosiasi Pengembang Perumahan Dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Eddy Ganefo, terkait apa saja yang harus diperhatikan.

Peluang bisnis properti untuk rumah subsidi dalam jangka pendek dan menengah masih sangat bagus, namun untuk rumah komersil nonsubsidi untuk tipe kecil masih mengalami perlambatan. Meskipun demikian, pada pertengahan tahun depan sudah mulai ada pertumbuhan.

Untuk itu, prospek di bisnis ini masih sangat cerah, dan bisa dimanfaatkan bagi para pelaku usaha yang ingin mencoba peruntungan di bisnis properti.

Tetapi, setidaknya ada lima hal yang penting untuk dipahami oleh para pemain baru yang ingin terjun ke bisnis ini.

Pertama, calon pemain di bisnis properti harus memahami regulasi di pusat dan daerah terkait properti. Hal ini sangat penting supaya tidak terkendala di tengah jalan.

Kedua, sebelum mulai membangun produk properti, pastikan kawasan yang akan dibangun sesuai dengan peruntukkannya, serta harus ada analisis terkait kontur tanah dan biaya pematangan lahan.

Ketiga, legalitas lahan yang digunakan juga harus dipastikan tidak bermasalah, sehingga bisa menghindari konflik atau sengketa di masa datang.

Lahan yang bisa menjadi prioritas pilihan utama adalah lahan yang sudah memiliki sertifikat. Sestrategis apa pun lahan, jika tidak memiliki sertifikat tanah sebaiknya ditinggalkan, karena untuk mengurus legalitasnya akan membutuhkan biaya besar dan tidak mudah.

Perlu diwaspadai juga, meskipun tanah sudah bersertifikat, keaslian sertifikat tanah tersebut juga harus dicek ke Badan Pertanahan Nasional, untuk memastikan bahwa sertifikat tersebut tidak palsu.

Keempat, pastikan atau usahakan tersedia fasilitas umum yang memadai di daerah yang akan dibangun, misalnya akses jalan, angkutan umum, pasar, sekolah, rumah sakit, dan pasar. Jika hal tersebut tersedia dan mudah dijangkau, bisa menjadi poin plus bagi para pengembang.

Kelima, pelaku usaha juga harus jeli melihat prospek dari konsumen yang disasar, dan bagaimana potensi dari captive market atau pasar umum melihat produk yang ditawarkan. Istilahnya adalah survei pasar, ini juga penting untuk melihat bagaimana potensi serapan pasar terhadap produk properti.

Sebagai tambahan, untuk melihat seberapa besar potensi produk properti bisa diterima pasar, bisa dilakukan dengan mencoba mengakukan pinjaman ke perbankan. Jika bank menyetujui, biasanya lokasi dan produk properti yang diajukan relatif bernilai baik.

Adapun, beberapa daerah yang sedang berkembang dan bisa menjadi lokasi pengembangan bisnis properti yang baik adalah daerah yang padat penduduk dengan harga tanah yang masih terjangkau.

Meskipun lokasinya jauh dari pusat bisnis, jika masih memiliki akses transportasi seperti kereta, bus atau angkutan umum, masih akan tetap diburu oleh konsumen.

Beberapa daerah yang saat ini memiliki potensi besar untuk mengembangkan bisnis properti yang menyasar kalangan menengah ke bawah di antaranya Karawang, Cikarang dan Serang. Karena di daerah-daerah tersebut terdapat kawasan industri, sehingga banyak karyawan yang membutuhkan tempat tinggal.

Sementara itu, untuk strategi pemasaran lebih efektif jika pelaku usaha melakukan penawaran langsung ke instansi atau perusahaan, sehingga bisa disebarkan kepada para karyawan yang memang membutuhkan rumah, khususnya yang bersubsidi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper