Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Terus Merosot, Industri Jawa Timur Terpukul

Nilai tukar Rupiah yang terus melemah hingga menembus Rp14.000 per dolar AS, ikut memukul industri dan komoditas Jawa Timur.
Aktivitas bongkar muat peti kemas ekspor di Tanjung Perak, Surabaya/Bisnis.com
Aktivitas bongkar muat peti kemas ekspor di Tanjung Perak, Surabaya/Bisnis.com

Bisnis.com, SURABAYA - Nilai tukar Rupiah yang terus melemah hingga menembus Rp14.000 per dolar AS, ikut memukul industri dan komoditas Jawa Timur.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Benny Siswanto mengatakan terdapat empat kelompok industri yang menorehkan kemorosotan impor. a.l. industri galian bukan logam, logam dasar, kimia dan tekstil. Pasalnya, keempat industri itu memiliki konten impor yang besar sehingga mempengaruhi transaksi bahan baku.

"Perusahaan yang bahan bakunya mengandalkan impor pasti terkena dampak depresiasi rupiah yang paling dalam,"ujarnya Rabu (26/4).

Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur mencatat dari empat kelompok industri itu, komoditas impor utama Jatim yang mengalami perlambatan terbesar adalah pupuk. Komoditas pupuk tertekan hingga 59% year on year.

Adapun, komoditas kedua yang turut terpukul adalah besi baja yang menorehkan perlambatan 40%. Selanjutnya, disusul oleh nuklir dan mesin boiler yang melambat 23%.

"Penyebabnya, pertumbuhan ekonomi negara mitra dagang seperti Jepang dan China, sehingga mereka mengurangi pemesanan," ujarnya.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Yusran Yunus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper