Bisnis.com, JAKARTA - PT Trakindo Utama, penyedia alat berat Caterpillar, menyatakan kendati penjualan alat berat nasional pada semester I/2015 mengalami penurunan, pertumbuhan industri alat berat yang ditopang oleh sektor konstruksi cukup potensial.
Ivan Tulong, Chief Marketing Officer PT Trakindo Utama, mengatakan penurunan penjualan alat berat nasional telah berdampak pada kinerja perusahaan, namun dirinya optimistis penjualan pada tahun ini lebih baik dari tahun lalu.
“Hingga saat ini performa bisnis kami berjalan baik dan kami optimis akan pertumbuhan yang positif di masa mendatang. Pencapaian kami di 2014 cukup baik dan tentunya tahun ini kami optimis akan kinerja yang lebih baik,” ujarnya dalam surat elektronik kepada Bisnis.com.
Saat ini, pangsa pasar Trakindo di Indonesia mencapai 25%-30%. Selain menjual alat berat, perusahaan juga menyediakan rental dan pembelian used equipment untuk konsumen dengan proyek berjangka waktu singkat.
Kondisi bisnis yang turun-naik karena berbagai faktor, ujarnya, lazim terjadi, namun, perusahaan tetap berkomitmen membantu pelaku usaha lain mengembangkan bisnisnya, membangun fasilitas-fasilitas baru, menjaga kinerja alat-alat berat agar tidak menghambat operasional para pelanggan.
Dengan pengalaman beroperasi di Indonesia selama lebih dari 44 tahun, lanjutnya, perusahaan menyediakan alat berat Caterpillar seperti machines, engines, rental & used equipment, serta suku cadang Caterpillar dan non-Caterpillar.
Selama ini perusahaan mengakomodasi kebutuhan industri sektor pertambangan, konstruksi, kehutanan dan perkebunan, kelautan, minyak dan gas, serta kelistrikan.
Sebelumnya, Himpunan Alat Berat Indonesia (Hinabi) menyatakan produksi alat berat di dalam negeri pada kuartal II/2015 melanjutkan tren penurunan dari periode sebelumnya dengan membukukan 958 unit dari 1.298 unit pada kuartal I.
Ketua Hinabi Jamaludin mengatakan lemahnya penjualan semester I yang mencapai 2.256 unit akibat belum bangkitnya sektor pertambangan seiring harga komoditas yang kian terpuruk serta proyek infrastruktur yang belum dimulai secara penuh. []