Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Berlian Susut, Botswana Pangkas Proyeksi Ekonomi

Botswana memangkas proyeksi pertumbuhan ekonominya hingga nyaris setengahnya dikarenakan permintaan berlian yang terus merosot.

Bisnis.com, JOHANNESBURG--Botswana memangkas proyeksi pertumbuhan ekonominya hingga nyaris setengahnya dikarenakan permintaan berlian yang terus merosot.

Kementerian Keuangan Botswana mengatakan pertumbuhan ekonomi produsen berlian tersebesar di dunia yang terletak di Selatan Afrika tersebut diperkirakan hanya 2,6% atau jauh lebih rendah dari proyeksi awal yang disampaikan pemerintah pada Februari lalu yang menapai 4,9%.

"Risiko penurunan proyeksi pertumbuhan terus berlanjut akibat ketergantungan yang tinggi terhadap berlian yang permintaan dan harganya mengikuti fluktuasi global," kata kementerian seperti dikutip Bloomberg, Jumat (21/8/2015).

De Beers Group, produsen utama berlian di Botswana menurunkan target produksinya pada bulan lalu untuk kedua kalinya tahun ini menjadi antara 29 juta karat dan 31 juta karat dari proyeksi awal sebesar 34 juta karat. Hal yang sama juga terjadi pada perusahaan lain akibat terus anjloknya harga.

Analis NKC African Economics Hanns Spangenberg mengatakan berlian sudah menjadi pendapatan utama di Botswana, baik untuk pemerintah maupun para pengusaha.

"Kondisi saat ini jelas sangat mengkhawatirkan bagi mereka yang masih bergantung pada industri berlian," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lucky Leonard
Sumber : bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper