Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tidak Tertutup Peluang Akan Ada Reshuffle Jilid Dua

Peluang terjadinya perombakan kabinet yang kedua akan terbuka kalau persoalan ketahanan pangan dan pembatasan impor komoditas kebutuhan pokok tidak menjadi perhatian pemerintah selain sejumlah persoalan strategis lain.
Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong (dari kiri), Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Sofyan Djalil, berpose disela-sela pelantikan di Istana Negara Jakarta, Rabu (12/8)./JIBI-Dwi Prasetya
Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong (dari kiri), Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Sofyan Djalil, berpose disela-sela pelantikan di Istana Negara Jakarta, Rabu (12/8)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA—Peluang terjadinya perombakan kabinet yang kedua akan terbuka kalau persoalan ketahanan pangan dan pembatasan impor komoditas kebutuhan pokok tidak menjadi perhatian pemerintah selain sejumlah persoalan strategis lain.

Wakil Ketua Badan Legislasi DPR, Firman Subagyo menilai reshuffle kabinet yang dilakukan Presiden Jokowi tidak akan banyak merubah keadaan di tengah sulitnya perekonomian masyarakat. Pasalnya, reshuffle lebih pada tataran menteri koordinator.

Kalaupun ada pergantian menteri perdagangan dari Rachmat Gobel kepada Thomas Lembong, ujarnya, track record pejabat baru tersebut karena belum teruji di sektor perdagangan.

Menurutnya persoalan ketahanan pangan yang makinn gawat tidak bisa dianggap remeh sehingga membutuhkan penanganan yang profesional. Sedangkan pada sisi lain tingginya impor komoditas sembilan kebutuhan pokok juga ikut menekan perekonomian nasional karena permainan mafia.

“Perlu reshsuffle kedua. Saya melihat reshuffle ini belum menyentuh kementerian teknis di tengah kuatnya persaiangan global dan persoalan ketahanan pangan,” ujarnya, Kamis (13/8/2015).

Dia menyebutkan salah satu tantangan paling berat bagi menteri perdagangan adalah bagaimana menghadapi mafia impor yang justru berada di dalam kementerian itu sendiri. Menurutnya, kalau menteri perdagangan bisa melawan mafia internal itu maka banyak persoalan yang bisa diselesaikan.

Dia juga menyebutkan bahwa diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada akhir tahun ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi Thomas Lembong.

“Perdagangan ini menteri strategis kareana ada isu globl yang tantangannya berat seperti MEA,” ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper