Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Perdagangan RI Rachmat Gobel behasil mengantongi komitmen Pemerintah Jepang untuk berinvestasi di bidang revitalisasi industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) dan industri gula di Indonesia.
Rachmad melakukan kunjungan kerja ke Tokyo, Jepang pada 4-5 Agustus 2015 untuk menindaklanjuti pertemuan Presiden RI dan Perdana Menteri Jepang di Tokyo pada 23 Maret 2015.
“Pihak Jepang menyambut baik permintaan Indonesia untuk membantu revitalisasi industri TPT dan industri gula di Indonesia,” tegasnya dalam siaran pers Kementerian Perdagangan, Minggu (9/8/2015).
Dia berpendapat industri TPT merupakan sektor yang sangat penting sebagai penghasil devisa yang cukup besar dan penyedia lapangan pekerjaan di Indonesia. Revitalisasi tersebut tidak hanya untuk pembaharuan di bidang mesin pertekstilan dan gula, tetapi juga perlu didukung oleh pembiayaan yang murah.
Kunjungan kerja Mendag Gobel ke Jepang kali ini, selain untuk meningkatkan hubungan ekonomi dan perdagangan Indonesia-Jepang di masa yang akan datang, juga untuk mempercepat penyelesaian masalah-masalah kerja sama perdagangan yang masih tertunda.
Menurut Rachmad, selain revitalisasi industri TPT dan gula, isu utama General Review Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) akan dibahas pada pertemuan tingkat pejabat tinggi.
Sementara itu, terkait implementasi 9800 pos tarif yang disepakati ASEAN pada ASEAN-Japan Comprehensive Economic Partnership (AJCEP), Indonesia meminta pengertian pihak Jepang untuk menyelesaikan sisa isu 185 pos tarif sesuai dengan metode yang disepakati kedua pihak.
Rachmat dan Menteri METI Yoichi Miyazawa juga membahas perkembangan perundingan RCEP, TPP, serta Doha Development Agenda (DDA)-WTO.
Indonesia dan Jepang diharapkan dapat memajukan perundingan yang akan dibahas pada Pertemuan Menteri WTO ke-10 di Kenya, Sebagai bentuk komitmen upaya memperkuat kerja sama di sektor pariwisata,
Delegasi Jepang akan berkunjung ke Indonesia pada bulan November 201.
Delegasi tersebut akan dipimpin oleh Ketua Liga Parlemen Indonesia-Jepang, Toshihiro Nikai beserta 1000 orang yang terdiri dari pengusaha, anggota parlemen, pejabat pemerintah, dan masyarakat.