Bisnis.com, JAKARTA – Memasuki musim kekeringan yang diprediksi berlangsung selama Juni-November tahun ini, Kementerian Pertanian memastikan luas gagal panen (puso) tahun ini tidak akan setinggi tahun-tahun sebelumnya.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyampaikan pihaknya telah memantau langsung lahan seluas 30.000 hektare yang setiap tahun berpotensi mengalami kekeringan dan meyakini potensi puso tahun ini tidak sebesar rata-rata puso per tahun yang mencapai 25.000 hektare. Kendati demikian, dia mengaku belum menghitung puso secara mendetail.
“Kami telah menerima laporan [dari pemerintah daerah], kurang lebih 30.000 hektare telah kami kunjungi, kemungkinan puso sangat kecil. Kita sudah mengantisipasi kekeringan sejak awal,” jelas Amran selepas menggelar halal bihalal di Kementan, Kamis (23/7/2015).
Amran merujuk pada sejumlah antisipasi kekeringan yang telah dilakukan Kementan seperti menggelontorkan bantuan traktor dan pompa air, menyiapkan varietas tahan kekeringan, pembangunan irigasi, dan terus melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah.
Seperti diketahui, Kementan pun telah membentuk Tim Mitigasi Kekeringan dan menyalurkan bantuan sekitar 20.000 unit pompa air. Amran menuturkan mulai pekan depan dia pun akan kembali mengunjungi sejumlah provinsi untuk memantau hasil dari pompanisasi.
Kementan pun pada Mei 2015 telah mengajukan pergeseran anggaran kepada Komisi IV DPR RI dan total Rp880 miliar dialihkan untuk mengantisipasi kekeringan. Sejumlah pengamat menilai kekeringan merupakan musuh utama Kementan dalam mencapai target produksi padi tahun ini.