Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengembang Berharap Sektor Properti Temukan Kesimbangan Baru

Pengembang properti berharap bisnisnya akan menemui titik keseimbangan baru di tengah perlambatan yang kini terjadi.
Proyek properti/Ilustrasi
Proyek properti/Ilustrasi

Bisnis.com, TANGERANG--Pengembang properti berharap bisnisnya akan menemui titik keseimbangan baru di tengah perlambatan yang kini terjadi.

Direktur Utama PT Summarecon Agung Tbk Adrianto P. Adri memastikan baginya hal itu tidak akan dicapai dengan cara memangkas harga tanah untuk merangsang penjualan. Tapi pihaknnya akan mengkonsolidasikan agar harga properti lebih kompetitif tanpa aspek ini.

Cara yang dapat ditempuh ialah membangun hunian dengan luasan yang lebih kecil tetapi opsi ini agaknya tidak diambil Summarecon. Pengembang ini enggan menjelaskan rinci strateginya guna mengakomodir penurunan penjualan hunian super mewahnya yang susut sekitar 15% di Bekasi maupun Serpong.

"Kami tidak mengeluarkan hunian luasan kecil. Rumah-rumah tipe kecil pun kami tidak akan masuk ke sana," ucap Adrianto kepada Bisnis.com, Selasa (22/7/2015).

Dia hanya menyebutkan pihaknya akan memperbanyak produk hunian berharga lebih terjangkau di luar kelas super mewah. Kisaran harga unit properti ini kurang dari Rp2 miliar tetapi di atas Rp1,5 miliar.

Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) berpendapat pada awal semester II/2015 penjualan properti belum agresif. Idulfitri cenderung menahan minat beli hunian, baik kelas mewah maupun tipe menengah.

Sekalipun selepas Juni penjualan melesat tampaknya hanya berlaku untuk rumah-rumah subsidi. “Karena pemerintah secara penuh berperan di segmen itu," tutur Ketua Umum Apersi Eddy Ganefo. 

Apersi berpendapat meskipun penjualan menanjak terpacu rumah bersubsidi, kemungkinan pertumbuhannya hanya secara kuantitas. Diimbangi dengan perlambatan di segmen rumah menengah atas maka keseluruhan properti di Banten takkan tumbuh signifikan.

Lembaga properti Cushman and Wakefield Indonesia, diberitakan Bisnis awal bulan ini, menyodorkan gambaran melemahnya gairah bisnis properti di Jabodetabek. Di wilayah ini tersedia pasokan 185.181 unit apartemen stata tittle tetapi selama Januari - Maret tahun ini yang terserah hanya 64,4%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper