Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Musim Kemarau, Produksi Ikan Budidaya Diprediksi Turun 20%

Produksi perikanan budidaya pada kuartal II/2015 diprediksi turun 10%-20% dibandingkan dengan kuartal I/2015.
Panen udang di tambak salah satu perusahaan di Kecamatan Dente Teladas, Kabupaten Tulang Bawang Lampung. / Bisnis-rustam agus
Panen udang di tambak salah satu perusahaan di Kecamatan Dente Teladas, Kabupaten Tulang Bawang Lampung. / Bisnis-rustam agus
Bisnis.com, JAKARTA - Produksi perikanan budidaya pada kuartal II/2015 diprediksi turun 10%-20% dibandingkan dengan kuartal I/2015.
 
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto mengatakan penurunan ini didominasi oleh perikanan budidaya laut akibat kenaikan suhu yang terjadi pada tiga bulan terakhir ini.
 
Menurutnya, kenaikan suhu akibat musim kemarau akan mempengaruhi sistem reproduksi ikan-ikan laut itu.
 
Kadar garamnya tinggi akan pengaruhi pemijahannya, pemeliharaannya, dengan fluktuasi suhu yang naik-turun terlalu tajam, itu akan pengaruhi terhadap ikannya itu sendiri, katanya kepada Bisnis.com, Jumat (10/7/2015).
 
Meski diprediksi menurun untuk ikan budidaya laut, sejumlah komoditas justru diprediksi akan mengalami kenaikan, khususnya rumput laut. Sebab, lanjutnya, produksi rumput laut memerlukan curah hujan yang rendah.
 
Slamet menambahkan penurunan ini masih merupakan prediksi awal bila melihat cuaca beberapa bulan belakangan. Sementara angka total produksi untuk kuartal II/2015 dan semester I/2015 ini masih dilakukan pengumpulan dan perhitungan.
 
Sedang kita kumpulkan, ternyata kumpulkan dari semua dinas tidah mudah juga. Tapi berharap bisa mencapai 40%-50% dari target yang ditetapkan tahun ini, ujarnya.
 
Dari data KKP, volume produksi perikanan budidaya pada triwulan I/2015 lalu sekitar 2,9 juta ton dengan nilai sekitar Rp20 triliun.
 
Sementara itu, tahun ini KKP menargetkan produksi perikanan budidaya mencapai 17,9 juta ton dengan rincian sebesar 10,6 juta ton untuk rumput laut dan untuk ikan budidaya lainnya sebesar 7,3 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ihda Fadila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper