Bisnis.com, JAKARTA – Anjloknya bursa China diperkirakan akan berimbas terhadap kinerja ekspor Indonesia ke negara Negeri Panda tersebut hingga akhir tahun nanti.
Direktur Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Nus Nuzulia Ishak mengatakan penurunan ekspor ke china hingga akhir tahun ini diprediksi akan mengalami penurunan sekitar 8% - 10% setelah melihat kondisi ekonomi China pada tahun ini.
“Ini akan berdampak untuk ke ekspor, terutama karena China menjadi mitra utama kita untuk ekspor. Mudah-mudahan tidak berlangsung lama,” kata Nus baru-baru ini.
Nus menyebutkan hingga akhir tahun ini, ekspor Indonesia ke China diprediksi kurang lebih akan mencapai US$15 miliar, atau lebih kecil dibanding kinerja total ekspor Indonesia ke negara tersebut pada tahun lalu yang mencapai US$17,61 miliar. Ekspor komoditas primer seperti batu bara, CPO, maupun karet diprediksi akan terkena dampak yang cukup besar.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, tren perdaganan Indonesia – China selama periode 2010 – 2014 tumbuh 6,65% per tahun. Tercatat, pada 2014 lalu, perdagangan antara Indonesia – China mencapai US$48,23 miliar atau naik dari 2010 US$36,12 miliar.
Namun, jika dilihat dari tren neraca perdagangannya, kecenderungannya terjadi peningkatan defisit selama lima tahun tersebut, dengan peningkatan 32,57% per tahun. Seperti yang terjadi pada 2014, ekspor Indonesia ke China mencapai US$17,61 miliar, sementara impornya mencapai US$30,62 miliar sehingga menyebabkan defisit yang cukup besar, yaitu US$13,02 miliar.
Tren negative tersebut terus berlanjut pada 2015. Ekspor Indonesia selama Januari – Mei 2015 turun 29,27%, dengan nilai ekspor pada periode tersebut hanya mencapai US$5,41 miliar, jauh lebih rendah dibanding periode yang sama pada 2014 sebesar US$7,65 miliar.
Sementara impor dari China juga mengalami penurunan, kendati tidak dalam jumlah yang cukup besar. Impor Indonesia pada Januari – Mei 2015 mencapai US$12,08 atau turun 3,42% dibanding impor pada periode yang sama pada 2014.
Nus menyebutkan, pemerintah harus segera melakukan antisipasi terhadap penurunan ekspor ke salah mitra dagang utama Indonesia tersebut, salah satunya dengan melakukan diversifikasi tujuan ekspor. Beberapa negara yang dipertimbangkan a.l. negara-negara di kawasan timur tengah, negara-negara Amerika Latin, dan negara-negara Afrika. Beberapa negara di kawasan tersebut menurutnya mmemiliki pertumbuhan yang cukup bagus tetapi masih memiliki pangsa pasar yang kecil terhadap total ekspor Indonesia.