Bisnis.com, JAKARTA - Harga ikan budidaya turun selama Juni-Juli 2015 akibat melimpahnya pasokan dan menurunnya permintaan.
Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Kementerian Kelautan dan Perikanan Saut P. Hutagalung mengatakan penurunan harga ikan budidaya pada Juni-Juli mencapai sekitar 15% dibandingkan harga ikan pada bulan sebelumnya.
“Turun sekitar 15% dibandingkan dengan harga sebelum Ramadhan,” ujarnya, Senin (6/7).
Pasokan ikan budidaya melimpah karena para pembudidaya ikan memutuskan memanen secara serentak pada pertengahan Juni hingga pekan pertama Juli. Padahal, pada saat bersamaan, musim gelombang dan angin barat telah selesai sehingga nelayan sudah mulai berlayar kembali.
Menurut Saut, para pembudidaya ikan memanen lebih cepat dari jadwal karena mereka khawatir ikan tidak terserap pasar pada pekan terakhir menjelang hari raya lebaran.
“Biasanya pada H-5 lebaran itu semua nelayan pulang dari laut, sehingga pasokan ikan banjir. Para pembudidaya menghindari itu sehingga sekarang pasokan ikan budidaya mellimpah,” tambahnya.
Pasokan ikan yang melimpah, sayangnya, tidak diimbangi dengan meningkatnya permintaan. Padahal tren pada tahun-tahun sebelumnya permintaan ikan di bulan Ramadhan meningkat hingga 20% dibandingkan permintaan pada bulan lain di luar Ramadhan.
Penurunan permintaan ikan tersebut, menurut Saut, terjadi karena bulan Juni-Juli bertepatan dengan masa pendaftaran sekolah, sehingga sebagian besar alokasi belanja rumah tangga tersedot untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
“Terlebih lagi pada awal Ramadhan kan gaji ke-13 untuk pegawai negeri sipil dan THR [tunjangan hari raya] belum turun,” katanya.
KKP memperkirakan kebutuhan ikan nasional perhari adalah sebesar 26.000 ton. Pada Ramadhan kebutuhan ikan akan meningkat menjadi 31.000 ton perhari.
Adapun, perkiraan kebutuhan ikan nasional selama Ramadhan hingga H+7 pascalebaran diperkirakan mencapai 1,18 juta ton. Berdasarkan catatan KKP, stok ikan nasional pada periode tersebut diperkirakan mencapai 1,25 juta ton.