Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JPMorgan: Manufaktur Global Terkontraksi

Pertumbuhan manufaktur global terkontraksi sepanjang Juni. Asia tercatat masih lemah, manufaktur zona euro tertekan oleh Yunani sedangkan indikator manufaktur AS menunjukkan hasil berbeda.
Ilustrasi: Demonstran membawa bendera Yunani terkait dengan memburuknya ekonomi negara tersebut./nepszava.com
Ilustrasi: Demonstran membawa bendera Yunani terkait dengan memburuknya ekonomi negara tersebut./nepszava.com

Bisnis.com, NEW YORK—Pertumbuhan manufaktur global terkontraksi sepanjang Juni. Asia tercatat masih lemah, manufaktur zona euro tertekan oleh Yunani sedangkan indikator manufaktur AS menunjukkan hasil berbeda.

JPMorgan Global Manufacturaing Purchasing Managers’ Index (PMI) yang dirilis, Rabu (1/7/2015) malam menunjukkan indeks manufaktur tergelincir ke level 51 sepanjang Juni dari 51,3 bulan sebelumnya.

Indikator itu adalah kerja sama JPMorgan dengan Markit. Adapun, indeks PMI global mengombinasikan data dari AS, Jepang, Jerman, Prancis, Inggris, China dan Rusia.

“Pertumbuhan produksi manufaktur tetap terhambat selama kuartal kedua dengan peningkatan bisnis baru dan produksi turun ke level terendah sejak paruh pertama 2013,” kata Direktur JPMorgan David Hensley.

Di Asia, manufaktur China menorehkan kontraksi dalam empat bulan berturut-turut. Kendati demikian, perlambatan manufaktur pada Juni lebih kecil dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Hal itu mensinyalkan perlambatan di Negeri Panda boleh jadi mulai memudar.

HSBC/Markit Flash yang mengukur manufaktur China menunjukkan PMI naik tipis dari 49.4 dari bulan sebelumnya yakni 49,2.

Sebagai informasi, indeks sama dengan atau lebih dari 50 menunjukkan pertumbuhan sedangkan kurang dari 50 mengindikasikan kontraksi pada sektor tersebut.

Ekonom Markit Annabel Fiddes memandang China membutuhkan lebih banyak stimulus untuk memastikan bahwa sektor manufaktur dapat pulih kembali dan menciptakan lapangan pekerjaan.

Pada akhir pekan lalu, otoritas moneter setempat kembali memangkas suku bunga dan rasio kewajiban penyimpangan cadangan perbankan demi menjaga aliran likuiditas beredar.

Sementara itu, PMI yang dirilis oleh pemerintah ajeg pada level 50,2. Di sisi lain, pertumbuhan sektor manufaktur Jepang yang diukur oleh Nikkei/Markit menunjukkan PMI Negeri Sakura tersebut turun menjadi 50,1 selama Juni dari 50,9 pada Mei.

Di Eropa, manufaktur tumbuh tipis. Hal itu disinyalir karena pasar masih khawatir terkait ketidakpastian status dan kondisi perekonomian Yunani.

PMI zona euro mencapai level tertinggi selama 14 bulan, yakni 52,5 atau naik tipis dari Mei yang berada pada level 52,2.

Sementara itu, dua indikator manufaktur AS justru menunjukkan hasil yang berbeda. Markit memandang PMI AS melembam selama Juni menjadi 53,6. Namun, Institute of Supply Management (ISM) justru menunjukkan aktivitas manufaktur Negeri Paman Sam naik menjadi 53,5.

“Penurunan ini terutama disebabkan oleh perlambatan ekspor dalam tiga bulan berturut-turut selain penguatan dolar yang mengikis daya saing produk AS di pasar internasional,” kata Kepala Ekonom Markit Chris Williamson.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Sumber : reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper