Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Budi Daya Udang di Jabar Terhambat Pencemaran Air Laut

Masalah pencemaran air laut menjadi kendala utama budidaya udang di Kabupaten Cirebon Jawa Barat, padahal dari segi nilai ekonomi budi daya udang sangat prospektif.
Panen udang vaname di tambak busmetik, Tegal, Jateng, Selasa (13/1/2015)./Ilustrasi-Antara
Panen udang vaname di tambak busmetik, Tegal, Jateng, Selasa (13/1/2015)./Ilustrasi-Antara

Bisnis.com, CIREBON - Masalah pencemaran air laut menjadi kendala utama budi daya udang di Kabupaten Cirebon Jawa Barat, padahal dari segi nilai ekonomi budi daya udang sangat prospektif.

Berdasarkan data Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) Kabupaten Cirebon, luas tambak yang digunakan untuk budi daya seluas 7.500 hektare (ha), yang digunakan untuk budi daya udang seluas 2.000 ha dan sisanya digunakan ikan bandeng.

Kepala Diskanla Kabupaten Cirebon Ali Efendi mengatakan tambak untuk budi daya udang maupun ikan bandeng berbeda dengan tambak yang digunakan untuk produksi garam, sehingga perebutan lahan sering terjadi.

Dia menuturkan kendala utama yang dihadapi para petambak bersumber dari pencemaran air laut sehingga membuat udang lebih mudah terserang virus yang cukup sulit diatasi.

“Padahal hasil produksi udang dari Kabupaten Cirebon diorientasikan untuk pasar ekspor,” katanya, Minggu (28/6/2015).

Ali mengungkapkan adapun jenis udang yang paling banyak dibudidayakan petambak Kabupaten Cirebon adalah jenis vaname dan windu karena kedua jenis udang tersebut sangat digemari konsumen di Amerika dan Korea. 

Kendati lebih banyak diminati ekspor, budi daya udang masih kalah dengan budi daya ikan bandeng. Besarnya minat masyarakat terhadap budi daya ikan bandeng terlihat dari luasan tambak ikan bandeng di Kabupaten Cirebon yang lebih luas jika dibanding dengan luas tambak udang.

Dia menuturkan ikan bandeng lebih tahan terhadap serangan virus yang ditimbulkan dari pencemaran air laut dari berbagai limbah yang datang dari rumah tangga ataupun industri.

“Kalau udang sangat rentan terhadap serangan virus, jika sebagian udang terkena virus seluruh yang ada dalam tambak pasti terserang,” katanya.

Ali mengungkapkan jika dilihat dari modal usaha, budi daya udang juga perlu modal cukup besar apalagi untuk tambak yang dikelola secara intensif dan ditaksir kebutuhan modalnya mencapai Rp600 juta-Rp900 juta/ha.

“Potensi keuntungannya juga besar, jika produksi udang 1 ha mencapai 10-15 ton/ha maka dengan harga udang Rp120.000/kg, maka pendapatan kotornya bisa di atas Rp1 miliar,” ujarnya. 



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper