Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Kendala Perkembangan Ritel Modern di Indonesia Timur

Pusat distribusi menjadi kendala utama perkembangan bisnis ritel modern di kawasan Indonesia timur, kendati menyimpan peluang yang sangat menjanjikan.
Hypermart melakukan renovasi 10 gerai dengan konsep G7 (generasi 7) atau display produk yang lebih modern./Bisnis.com-Peni Widarti
Hypermart melakukan renovasi 10 gerai dengan konsep G7 (generasi 7) atau display produk yang lebih modern./Bisnis.com-Peni Widarti

Bisnis.com, JAKARTA – Pusat distribusi menjadi kendala utama perkembangan bisnis ritel modern di kawasan Indonesia timur, kendati menyimpan peluang yang sangat menjanjikan.

Associate Director Retail Mall Matahari Group Roy Nicholas Mandey mengatakan, selama ini para peritel biasanya menghadapi masalah pusat distribusi terkait stok dan pengiriman untuk kawasan Indonesia ketika ingin berekspansike kawasan tersebut.

Tanpa adanya dukungan dari pusat distribusi, otomatis biaya akan memakan biaya logistik yang cukup besar.

Roy mengatakan, sebenarnya potensi pengembangan ritel modern di Indonesia timur sangat menjanjikan, terutama karena adanya dukungan pangsa pasar yang sangat besar. Karena alasan tersebut grup Matahari pun terbilang cukup ekspansif menggarap kawasan tersebut, dengan 20 Hypermart, 20 Boston, dan 5 Foodmart.

“Pangsa pasar di Indonesia Timur sebenarnya sangat bagus. Prospeknya sangat baik, para peritel seharusnya mulai melihat Indonesia Timur,” kata Roy.

Sementara, dari segi distribusinya, grup tersebut memiliki tiga pusat distribusi antara lain Balaraja, Cibitung, dan Surabaya. Setiap pusat distribusi tersebut memiliki spesifikasi tugas logistik,  dengan pusat distribusi Surabaya bertugas menyalurkan dry goods untuk cakupan Indonesia bagian timur.

Surabaya

Dalam perkembangannya, pusat distribusi Surabaya tersebut direncanakan akan memiliki kapasitas lebih besar untuk mendukung ekspansi ke wilayah timur Indonesia.

”Surabaya inilah yang melayani Indonesia timur, sehingga kami berani buka sampai Jayapura.”

Corporate Communication GM Transmart Carrefour Satria Hamid mengatakan, selama ini memang faktor distribusi menjadi tantangan utama pengembangan sektor ritel kawasan Indonesia Timur, karena faktor geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan.

Oleh karena itu para peritel harus benar-benar menggunakan konsep distribusi yang tepat untuk bisa melakukan penetrasi ke kawasan tersebut sekaligus menekan harga.

Pemilihan bentuk ritel menjadi salah satu opsi. Satria menyebutkan, dengan lahan yang relatif masih cukup banyak dan lebih terbuka, maka bentuk ritel skala besar seperti hypermarket lebih sesuai dibanding bentuk lainnya seperti supermarket maupun minimarket.

“Dari skala ekonominya memang lebih masuk, karena bisa meng-cover pasar yang lebih luas dengan captive market-nya.”

Satria mengatakan, prospek ritel di kawasan tersebut memang sangat bagus. Karena perkembangan kawasan tersebut terbilang sangat pesat, dimotori beberapa ibu kota provinsi yang perekonomiannya mulai menggeliat, termasuk juga daerah-daerah penyangganya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Avisena
Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper