Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DPR Desak Selamatkan Industri Padat Karya

Kementerian Perindustrian diminta lakukan terobosan kebijakan yang nonpopulis guna menyelamatkan industri padat karya nasional.

Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Perindustrian diminta lakukan terobosan kebijakan yang nonpopulis guna menyelamatkan industri padat karya nasional.

Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) Aria Bima mengatakan perlunya terobosan radikal yang harus dilakukan pemerintah guna meningkatkan kinerja industri nonmigas.

"Harus ada industrial policy yang menjadi acuan dan diikuti seluruh kementerian. Hal ini juga untuk menyiasati ego sektoral yang masih kuat," ujarnya dalam keterangan pers, Selasa malam (22/6).

Menteri Perindustrian yang turut hadir dalam diskusi "Penyelamatan Industri di Tanah Air Terutama Terhadap Neraca Perdagangan Non Migas dan PHK Massal", Menteri Perindustrian Saleh Husin lebih condong menyalahkan maraknya produk impor ilegal yang secara tidak langsung mengganggu kinerja industri.

Menurutnya, penyelamatan industri dilakukan antara lain dengan mempercepat realisasi fasilitas Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP) dan mempercepat realisasi program restrukturasi permesinan industri tekstil dan alas kaki.

Sementara itu, secara jangka panjang, dilakukan melalui pemberian stimulus fiskal dan pemberian kredit.

"Daya saing industri juga tergerus karena biaya energi mencekik, yaitu listrik dan gas," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper