Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MENRISTEK: Swasembada Pangan Bakal Lebih Cepat Dengan Sidenuk

Menristek Dikti Mohamad Nasir optimistis swasembada pangan akan dicapai lebih cepat dari target pemerintah pada 2017 menyusul keberhasilan pengembangan benih padi unggul.
Menristekdikti, Mohamad Nasir didampingi Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Djarot Sulistio Wisnubroto menghadiri acara panen raya benih padi Sidenuk di Desa Sraten, Gatak, Sukoharjo/Menristek
Menristekdikti, Mohamad Nasir didampingi Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Djarot Sulistio Wisnubroto menghadiri acara panen raya benih padi Sidenuk di Desa Sraten, Gatak, Sukoharjo/Menristek

Bisnis.com, JAKARTA - Menristek Dikti Mohamad Nasir optimistis swasembada pangan akan dicapai lebih cepat dari target pemerintah pada 2017 menyusul keberhasilan pengembangan benih padi unggul.

“Sidenuk, nama benih padi unggul tersebut, mampu berproduksi jauh lebih banyak dibandingkan dengan benih lainnya,” kata Menteri Nasir, di Jakarta, Senin (22/6/2015).

Menteri Nasir menjelaskan Sidenuk mampu memproduksi sekitar 10-11 ton padi per ha, hampir dua kali lipat dibandingkan dengan benih lainnya yang hanya 6-7 ton per ha. "Bahkan di beberapa daerah di Jawa Tengah, seperti Boyolali dan Solo, Sidenuk menghasilkan panen sekitar 11,9 ton padi per haktare,” katanya.

Dengan produksi yang tinggi tersebut,  Menteri Nasir optimistis swasembada pangan, khususnya beras, akan lebih cepat dicapai dari target pada 2017. "Kalau sebagian besar petani di Indonesia segera menggunakan benih Sidenuk,  saya perkirakan swasembada pangan, khususnya beras, akan tercapai tahun depan," ujarnya optimistis.

Padahal, pemerintah Presiden Joko Widodo menargetkan swasembada pangan nasional akan tercapai pada  2017.

Selain produksi yang tinggi, menurut Menteri Nasir, Sidenuk juga tahan terhadap serangan hama dan penyakit, pasok air yang terbatas, dan berumur lebih pendek dari benih lainnya.

Menteri Nasir mengungkapkan Sidenuk merupakan hasil kerja sama riset Batan dan LIPI--dua lembaga penelitian di bawah naungan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi--yang memang ditujukan untuk menjawab tantangan kebutuhan pangan nasional yang terus meningkat.

"Keberhasilan Sidenuk telah kami informasikan kepada Kementerian Pertanian agar petani Indonesia segera menggunakan benih unggul tersebut, dan sejauh ini tanggapan positif telah kami terima dari Menteri Pertanian. Bahkan sosialisasinya pun sudah kami lakukan bersama Kementerian Pertanian,” tuturnya.  

Kultur Jaringan Kakao dan Kopi

Riset lain yang dikembangkan oleh Kemenristek Dikti adalah kultur jaringan yang dilakukan pada tanaman kakao dan kopi.  Riset tersebut menggunakan medium daun.

“Kalau dulu, untuk keperluan kultur jaringan dipakai medium akar, batang, dan kulit tanaman, tapi kini daun pun dapat digunakan untuk memperoleh bibit terbaik,” paparnya.

Pengembangan benih kakao dan kopi tersebut  dilakukan di beberapa daerah seperti Jawa Barat dan Sumatra dengan hasil yang sangat memuaskan. “Buah kakao dan kopi jauh lebih besar dan berbiji banyak, sehingga hasil panennya pun bisa mencapai dua kali lipat lebih banyak daripada biasanya,”kata Menteri Nasir.

 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper