Bisnis.com, SEMARANG--Pemerintah Jawa Tengah siap menjamin pemenuhan kebutuhan energi sejumlah industri eksternal yang telah direlokasi ke wilayah ini seiring distribusi gas bumi terintegrasi pada Agustus tahun ini.
Saat ini, pemerintah bersama Petronas dan PT Kalimantan Jawa Gas (KJG) tengah mempercepat pembangunan proyek infrastruktur dan distribusi gas bumi terintegrasi Jawa Tengah tahap satu (Kalija I).
"Petronas punya potensi gas bumi di hulu. KJG itu menyalurkan dengan sistem perpipaannya. Ini me-match-kan bahwa mereka (Petronas) selesai Agustus, perpipaan juga selesai Agustus, sehingga bisa dimasukkan ke PLN Tambak Lorok," papar Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jateng Teguh Dwi Paryono dalam keterangan resmi, Jumat (19/6/2015).
Menurutnya, jika perpipaan itu dapat mendukung operasi Tambak Lorok berarti kebutuhan listrik di Jawa Tengah dapat terpenuhi. Dampaknya, prediksi krisis listrik pada 2017 dapat ditekan.
Panjang proyek pipanisasi Kalija I, lanjutnya, mencapai 207 kilometer. Terdiri atas 203 km konstruksi pipa bawah laut (offshore) dan empat km pipa darat (offtake receiving facilities). Proses pipanisasi saat ini telah mencapai 85%.
Teguh menuturkan, perkembangan pesat proyek tersebut mencerminkan konsistensi Pemprov Jawa Tengah dalam menjamin pemenuhan kebutuhan energi sejumlah industri eksternal yang telah direlokasi ke wilayah berpenduduk 33,5 juta tersebut.
Dukungan untuk memenuhi kebutuhan gas bumi bagi sektor industri dan masyarakat juga ditunjukkan oleh PT Pertagas Niaga yang tengah mempersiapkan peluncuran city gas.
"City gas nanti akan dibangun oleh Dirjen Migas bekerja sama dengan Pertagas Niaga. Itu proyek APBN. Kalau city gas bisa masuk, maka ini dapat membantu mengatasi kelangkaan elpiji tiga atau 12 kilogram. Dari segi harga, city gas juga lebih murah untuk digunakan oleh masyarakat," katanya.
Sementara itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengapresiasi perkembangan pipanisasi dan distribusi gas bumi Kalija I yang berlangsung tepat waktu.
Melalui distribusi gas bumi tersebut, dirinya berharap tidak ada lagi kesenjangan energi yang terjadi di Jawa Tengah. Masyarakat dapat menikmati EBT lebih mudah dan hemat.
"Saya senang melihat progress ini, masih on schedule. Kita coba dorong terus untuk pembangunan pembangkit listrik dari gas bumi sebagai energi alternatif yang banyak digemari. Saya sudah ngebet banget mengejar ketertinggalan. Listrik dan infrastruktur jalan harus dijamin. Kalau Agustus bisa terealisasi, artinya teman-teman sudah berkontribusi untuk 70 tahun Indonesia," jelasnya.