Bisnis.com, JAKARTA – Rendahnya serapan gula rakyat di tinngkat petani ditengarai sebagai salah satu akibat dari rendahnya kualitas garam yang dihasilkan.
Oleh karena itu, pemerintah diminta lebih serius memberikan pendampingan dan menyediakan fasilitas untuk meningkatkan kualitas garam rakyat.
Sekjen Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) Abdul Halim mengakui kualitas garam rakyat seringkali tidak memenuhi standar garam industri. Pasalnya, kandungan NaCl tidak mencapai 97% sebagaimana disyaratkan oleh industri.
“Garam rakyat kurang dari itu, walaupun hanya kurang sedikit sekali. Perlu pendampingan untuk meningkatkan kualitas,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Jumat (19/6/2015).
Petani garam, lanjutnya, membutuhkan pendampingan teknis mulai prapengolahan, proses pengolahan, hingga penanganan panen dan pengemasan. Selain itu, petani juga perlu mendapatkan fasilitas laboratorium serta teknologi sederhana untuk meningkatkan kualitas garam.
Pemerintah telah menetapkan roadmap swasembada garam nasional pada 2017, yang kemudian dipercepat menjadi akhir tahun ini.
Produksi garam nasional ditargetkan mampu menyentuh 4,6 juta ton yang terdiri atas garam rakyat sebanyak 3,2 juta ton dan PT Garam 1,4 juta ton.
Adapun, realisasi produksi garam nasional pada 2014 mencapai 2,5 juta ton yang terdiri atas garam rakyat sebanyak 2,2 juta ton dan PT Garam sebanyak 350.000 ton.