Bisnis.com, JAKARTA – Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) menjamin ketercukupan pasokan makanan dan minuman olahan untuk memenuhi permintaan yang meningkat selama masa Puasa dan Lebaran.
Ketua GAPMMI Adhi S. Lukman menyebutkan para pengusaha untuk menjamin ketersediaan produk mamin olahan sudah mengantisipasi jauh-jauh hari melalui peningkatan produksi dan distribusi.
“Sudah siap dan bahkan sejak april kita sudah meningkatkan kapasitas produksi dan sudah langsung didistribusikan ke daerah-daerah,” kata Adhi saat dihubungi Bisnis.com, Rabu (17/6/2015).
Jika dibandingkan dengan produksi pada bulan-bulan biasanya, ada peningkatan kapasitas produksi sekitar 1,5 kali lipat dari kapasitas normal dengan yang mencapai nilai Rp70 triliun – Rp80 triliun.
Adhi menyebutkan untuk produk-produk tertentu bahkan kapasitas produksinya bisa naik dua kali lipat lebih, seperti produk yang dikonsumsi saat buka puasa, dan produk mamin manis.
Terkait masalah distribusi, Adhi menyebutkan pendistribusian ke daerah–daerah juga sudah dilakukan sejak April–Mei untuk mengantisipasi adanya gangguan logistik, antrean, dan sebagainya.
Masalah distribusi diakuinya mempunyai peran yang sangat vital, seperti yang dihadapi pada sektor makanan segar. Kenaikan harga makanan segar seringkali disebabkan oleh masalah logistik, kendati jika dilihat dari segi suplainya sebenarnya tidak ada kekurangan stok.
Peningkatan kapasitas produksi untuk menghadapi Puasa dan Lebaran itu juga sebagai antisipasi kenaikan harga.
Selama 2015, sambung Adhi, produk makanan dan minuman baru mengalami peningkatan harga pada Januari karena faktor kenaikan harga bahan bakar minyak dan pelemahan kurs rupiah.
Sementara itu, tidak ada kenaikan pada bulan Mei, karena sudah sangat dekat dengan masa puasa dan Lebaran. []