Bisnis.com, JAKARTA—PT Golden Eagle Energy Tbk. menargetkan volume produksi batu bara tahun ini sebanyak 1,3 juta-1,5 juta ton, meski harga barang tambang ini masih rendah.
Presiden Direktur Golden Eagle Energy (SMMT) Hendra Surya mengatakan pihaknya memutuskan menaikkan produksi dari realisasi tahun lalu yang sekitar 1,05 juta ton agar margin yang diperoleh tetap menguntungkan. Pada kuartal I/2015, gross margin perseroan berada di level 10,35%.
“Ini juga untuk tingkatkan kepercayaan pemegang saham, terutama pemegang saham publik,” ujarnya dalam paparan publik, Rabu (10/6).
Hendra melanjutkan SMMT berambisi masuk dalam daftar lima perusahaan batu bara papan atas Indonesia.
Perseroan baru mengakuisisi PT Tabalong Prima Resources dan PT Mitra Hasrat Bersama. Tabalong Prima Resources merupakan pemilik tambang di Tabalong, Kalimantan Selatan, sedangkan Mitra Hasrat Bersama adalah perusahaan logistik di kawasan itu.
Sehingga, akuisisi ini merupakan bentuk sinergi usaha.
Tabalong Prima diklaim memunyai kapasitas 10 juta ton batu bara per tahun.
Nilai akuisisi transaksi ini mencapai US$36 juta, tapi perseroan baru mengeluarkan dana US$12,5 juta lantaran pengambilalihan tersebut dilakukan secara bertahap.
Dana ini diambil dari anggaran belanja modal SMMT yang totalnya US$42 juta.