Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

APBN 2016, Pemerintah Usulkan Kenaikan Lifting Minyak

Pemerintah mengusulkan target lifting pada RAPBN 2016 sebesar 830.000 hingga 850.000 barel per hari kendati bisnis minyak sedang lesu dan kontraktor kontrak kerja sama migas (KKKS) berbondong-bondong mengurangi kegiatan pengeboran.
Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi. /skkmigas
Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi. /skkmigas

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah mengusulkan target lifting pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016 sebesar 830.000 hingga 850.000 barel per hari kendati bisnis minyak sedang lesu dan kontraktor kontrak kerja sama migas (KKKS) berbondong-bondong mengurangi kegiatan pengeboran.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengusulkan besaran target lifting sebesar 830.000 barel per hari hingga 850.000 barel per hari. Angka tersebut disampaikan dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR yang berlangsung pada Selasa (9/6/2014).

"Asumsi didasari satu breakdown dari SKK Migas [Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi]," katanya di Jakarta, Selasa (9/6/2015).

Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi berpegangan pada angka tersebut mengingat lifting Lapangan Banyu Urip di Blok Cepu telah penuh sepanjang tahun depan mencapai 161.100 bph hingga 165.000 bph. Selain itu terdapat Blok Ketapang yang mulai berproduksi Mei 2014 menyumbang lifting 19.100 bph hingga 19.600 bph.

Kendati begitu, dia menyampaikan angka realistis yang mungkin tercapai yakni pada angka bawah 830.000 bph. "SKK Migas lebih pesimis di angka low case 830.000 bph," ungkapnya.

Amien menjelaskan angka 830.000 yang disampaikan saat ini bukanlah angka realistis yang disampaikan KKKS. Angka realistis dari KKKS baru didapatkan pada pertengahan September 2015 ketika rencana kerja dan anggaran atau work plan and budget (WP&B) disampaikan kepada SKK Migas.

Di sisi lain, Ketua Komisi VII DPR Kardaya Warnika mempertanyakan target lifting yang diusulkan pemerintah. Utamanya terkait besaran lifting Blok Ketapang dari nol pada tahun ini hingga mencapai target hampir 20.000 bph tahun depan. "Produksi maksium merambat, tidak bisa langsung, nanti malah jatuhnya 10.000 barel per hari," ungkapnya.

Selain itu, dia mempertanyakan besaran lifting 66 KKKS yang mengalami kenaikan dari 59.900 bph menjadi 76.200 bph. Terutama terkait KKKS mana yang mengalami kenaikan signifikan.

Akhirnya, Komisi VII dan Kementerian ESDM belum menyepakati besaran target lifting minyak dalam RAPBN 2016. Kardaya menyampaikan belum ada kesepakatan karena Komisi VII ingin melihat latar belakang angka yang disodorkan pemerintah. "Kita belum memastikan karena harus melihat latar belakang kenapa segitu, pengen dapat informasi dari sumber," jelasnya.

Lebih jauh, Komisi VII akan memanggil 10 KKKS yang memiliki produksi minyak paling besar untuk rapat dengar pendapat sebelum memutuskan besaran lifting.

Dalam paparan yang disampaikan Kementerian ESDM, lifting minyak Blok Rokan yang dikelola Chevron Pacific Indonesia mengalami penurunan cukup banyak.

Blok tersebut ditargetkan mencapai lifting 283.000 bph tahun ini, sementara realisasi sepanjang Desember 2014 hingga Mei 2015 281.800 bph. Target lifting minyak tahun depan hanya dipatok 247.900 bph hingga 253.900 bph.

Lifting Gas

Berbanding terbalik dengan lifting minyak yang ditargetkan naik, pemerintah mengusulkan penurunan target lifting gas dari 1,221 juta barel setara minyak per hari (mboepd) pada APBN-P 2015 menjadi rentang 1,100 juta mboepd hingga 1,200 juta mboepd pada RAPBN 2016.

Amien menjelaskan penurunan tersebut berkaitan dengan penurunan alamiah yang dialami sumur-sumur migas. "Karakteristik sumur gas menurun setiap tahun," tuturnya.

Berdasarkan data target yang dipaparkan Kementerian ESDM di hadapan Komisi VII, penurunan lifting paling signifikan didapatkan dari Blok Mahakam yang dikelola Total E&P Indonesie.

Blok di Kalimantan Timur tersebut ditargetkan menyumbang lifting hingga 277.000 mboepd pada APBN-P 2015, sementara realisasi lifting sepanjang Desember 2014 hingga Mei 2015 mencapai 289.000 mboepd.

Pada RAPBN 2016, pemerintah menargetkan blok migas tersebut hanya akan menyumbang lifting lebih kecil dengan rentang 214.000 mboepd hingga 233.000 mboepd.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fauzul Muna
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper