Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ASI: Produsen Semen Harus Optimalkan Pasar Ekspor

Asosiasi Semen Indonesia (ASI) menyatakan produsen harus menyiasati beroperasinya lima pabrik semen baru pada 2015 dan tiga pabrik pada 2016 yang menyebabkan kelebihan pasokan berlangsung hingga 2020 dengan perluasan pasar ekspor.nn
ilustrasi/bisnis.com
ilustrasi/bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Semen Indonesia (ASI) menyatakan produsen harus menyiasati beroperasinya lima pabrik semen baru pada 2015 dan tiga pabrik pada 2016 yang menyebabkan kelebihan pasokan berlangsung hingga 2020 dengan perluasan pasar ekspor.

Widodo Santoso, Ketua Umum ASI, mengatakan telah beroperasinya pabrik Semen Conch di Kalimantan Selatan, Semen Garuda di Jawa Barat, Holcim di Tuban, Semen Bima di Jawa Tengah dan Bosowa pada Juli mendatang meningkatkan kekhawatiran produsen semen nasional.

Hal ini sangat merisaukan para produsen semen. Semoga proyek-proyek infrastruktur yang diprogramkan pemerintah dapat segera berjalan pada bulan ini.Karena, permintaan pada Mei dibandingkan bulan yang sama tahun lalu masih anjlok 6,9%, ujarnya kepadaBisnis,Selasa (9/6/2015).

Menurutnya, pada tahun ini total kapasitas pabrik semen dalam negeri telah mencapai 75 juta ton per tahun. Dengan beroperasi pabrik semen Padang, Tiga Roda , dan Semen Indonesia pada 2016 kapasitas total pabrik semen di Indonesia menjadi 92.8 juta ton dan cukup mengkover kebutuhan hingga 2020.

Padahal, tingkat permintaan semen nasional pada 2016 diperkirakan hanya sekitar 69 juta ton dengan perhitungan kenaikan permintaan 8% dari tahun sebelumnya dan pembangunan infrastruktur berjalan sesuai rencana pemerintah.

Kelebihan pasokan semen di Indonesia hingga 2020 dari delapan pabrik semen baru ini, akan bertambah banyak karena pada 2017 masih terdapat sejumlah pabrik baru yang akan beroperasi seperti semen Papua.

Dengan kelebihan pasokan semen dalam negeri ini, produsen harus memaksimalkan penjualan ke pasar ekspor. Karena kelebihan pasokan akan berlangsung cukup lama, ujarnya.

Berdasarkan perkembangan permintaan semen pada bulan lalu, tercatat hanya Bali dan Nusa Tenggara yang tidak mengalami penurunan yakni tumbuh 46%. Adapun wilayah lain seperti Sumatra hanya mencapai 1,01 juta ton atau turun 6,6% dari tahun lalu.

Kemudian permintaan semen di Jawa hanya 2,74 juta ton atau turun 8%, Kalimantan hanya 317.000 ton turun 21%, Sulawesi hanya 357.000 ton atau turun 13% dari bulan yang sama tahun lalu serta Maluku dan Papua hanya 96.000 ton atau turun 6,4%.

Secara tahunan, permintaan semen hingga Mei 2015 baru mencapai 23,13 juta ton atau turun 2,8% dari periode yang sama tahun lalu. Oleh karena itu, Asi berharap peningkatan permintaan semen pada semester II/2015 imbas dari proyek infrastruktur dapat mempertahankan jumlah permintaan tidak turun dari tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper