Bisnis.com, JAKARTA - Dalam beberapa tahun terakhir, gelombang dan semangat wirausaha di kalangan anak-anak muda mengembang sangat cepat.
Berbagai macam bisnis baru bermunculan dan menjamur, dengan ide-ide kreatif dan inovatif. Sayangnya, bisnis-bisnis tersebut seringkali kandas di tengah jalan.
Banyak hal yang menyebabkan sebuah start-up terpaksa gulung tikar, mulai dari urusan konflik internal dalam manajemen bisnis, hingga godaan untuk bekerja sebagai karyawan.
Ketua Program S1 Sekolah Bisnis Prasetiya Mulya Rudy Handoko menjelaskan, hanya sekitar 50% dari start-up yang bermunculan mampu bertahan di waktu 1 tahun pertama, kemudian semakin meyusut hingga 30% pada tahun kedua, dan hanya sekitar 10% yang mampu melewati tahun ketiga bisnisnya.
"Jika sebuah bisnis mampu melalui tiga tahun pertamanya, biasanya bisnis tersebut bisa bertahan lama," katanya saat Business Lounge and Investor Days (Blidz) di PlazaBapindo Jakarta, Selasa (9/6/2015).
Supaya mampu melewati tiga tahun yang rawan tersebut, Rudy mengatakan para calon entrepreneur harus bisa memilih bisnis yang sesuai.
Dia mengatakan, pemilihan bisnis tersebut bisa disesuaikan dengan hobi dan kegemaran, sehingga para pengusaha pemula bisa terus menjalankan bisnisnya tanpa terpaksa. "Kalau orang sudah hobi, mereka pasti mau berkorban, begitu juga dengan bisnis," paparnya.
Selain itu, pelaku usaha juga harus melakukan riset pasar untuk melihat seberapa besar target konsumen dan permintaan terhadap produk yang akan diproduksi.
Setelah itu, harus mulai mencari teman atau partner untuk menjalankan bisnis tersebut. "Berbisnis itu bukan seperti sprint, tetapi maraton. Harus kuat dan tahan untuk mendapatkan hasilnya," katanya.