Bisnis.com, BEKASI - Paling tidak ada tiga persoalan klasik yang dihadapi usaha kecil menengah (UKM) di Kota Bekasi menjelang pemberlakukan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) akhir tahun ini.
Ketiga persoalan itu adalah minimnya permodalan, lemahnya sumber daya manusia SDM) dan manajemen.
Aceng Solahuddin, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Pemkot Bekasi, mengatakan pihaknya menjadikan UKM sebagai garapan utama penguatan industri.
"Banyak yang bisa dilakukan untuk hadapi MEA. Tapi yang paling efisien dengan memperkuat ekonomi dari bawah, seperti UKM," ujarnya, Selasa (9/6/2015).
Adapun, jumlah UKM yang menjadi anggota Disperindagkop Pemkot Bekasi mencapai 1.800 anggota.
Jumlah UKM itu terbagi dalam sembilan klaster, antara lain industri makanan dan minuman, boneka, handicraft dan konveksi.
Untuk meningkatkan kualitas dari masing-masing klaster, kata Aceng, pihaknya akan terus menggelar pelatihan-pelatihan pemasaran dan manejemen bagi UKM.
Selain itu dengan menggandeng BPRS Patriot Kota Bekasi untuk menyalurkan kredit kepada pelaku UKM di Kota Bekasi.
Ini Persoalan Klasik yang Dihadapi UKM Bekasi
Paling tidak ada tiga persoalan klasik yang dihadapi usaha kecil menengah (UKM) di Kota Bekasi menjelang pemberlakukan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) akhir tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Muhamad Hilman
Editor : Yusuf Waluyo Jati
Topik
Konten Premium