Menara setinggi 25 lantai itu dikembangkan di kawasan pusat bisnis (Business District Puri Indah), Jakarta Barat.
Direktur Marketing Antilope Madju Puri Indah Herman Widjaja mengatakan, pihaknya khusus membidik perusahaan di sektor keuangan untuk berkantor di Puri Indah Financial Tower. Menurutnya, selama ini belum ditemukan landmark khusus gedung finansial di wilayah Jakarta Barat.
Nantinya, gedung kami mengusung eksklusifitas bagi institusi finansial yang akan berkantor di sini, katanya dalam siaran pers yang dikutip Bisnis, Selasa (9/6).
Selain itu, lanjutnya, keeksklusifan proyek ini dapat dilihat dari lokasi yang dekat dengan Bandara Soekarno Hatta. Proyek tersebut juga dikelilingi tiga akses jalan tol seperti Tol Dalam Kota, Tol Jakarta-Merak, dan Tol JORR.
Herman menambahkan Puri Indah Financial Tower dibangun dengan luas bangunan sekitar 42.000 m2 yang terdiri dari 25 lantai dan 4 basement. Wakil Direktur Utama Antilope Madju Puri Indah Jeffri S. Tanudjaja berujar porsi ruang perkantoran yang akan dijual sekitar 60% dan sisanya untuk disewakan.
Untuk porsi yang dijual tersebut sudah laku 80%.
"Melalui acara topping off ini kami yakin akan bisa berhasil menjual sisanya pada akhir tahun ini," katanya.
Pasalnya, melalui gelaran penutupan atap masyarakat menjadi yakin dan tidak ragu-ragu bahwa gedung akan segera selesai masa pembangunannya. Perusahaan juga bakal mempercepat prosesi serah terima dari waktu yang direncanakan yaitu Juni 2016.
"Sudah ada tenan besar seperti CIMB Niaga yang sudah bergabung pada Januari 2016. Dengan begitu, gedung akan cepat bisa beroperasi," lanjutnya.
Jeffri mengaku, harga jual Puri Indah Financial Tower cukup kompetitif dengan harga jual awal Rp17 juta m2. Tapi, sekarang sudah mencapai Rp36 juta/m2. Jadi bisa dibayangkan investasinya cukup menjanjikan, tuturnya.
Puri Indah, tambahnya, adalah sentral primer di kawasan koridor barat Jakarta. Oleh karena itu, nilai proyek akan terus meningkat. Selama ini perusahaan telah mengucurkan Rp500 miliar sebagai nilai investasi gedung. Adapun jumlah tersebut hanya berupa investasi konstruksi sedangkan tanah sudah dimiliki perusahaan sejak lama.
